Wednesday, November 1, 2017

MERINTIS USAHA BARU DAN MODEL PENGEMBANGANNYA


A.    Cara Memasuki Dunia Usaha
Ada tiga cara untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha:
1.      Starting (Merintis Usaha Baru) : membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri.
2.      Buying (Membeli Perusahaan Orang Lain): membeli perusahaan yang telah dirintis/didirikan dan diorganisir oleh orang lain dengan nama (Good Will) dan organisasi yang sudah ada.
3.      Franchising (Kerja Sama Manajemen): suatu kerja sama antara Entrepreneur (Franchisee) dengan perusahaan besar (Franchisor/Parent Company) dalam mengadakan persetujuan jual-beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha (Waralaba).


A.1. Starting (Merintis Usaha Baru)
Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi resiko. Menurut Lambing ada 2 pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru:
1.      Pendekatan Inside–Out (Idea Generation): pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci latar belakang, dan sebagainya yang menentukan jenis usaha yang akan dirintis.
2.      Pendekatan The Out–Side in (Opportunity Recognition): pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa suatu perusahaan akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan di pasar.
Berdasarkan pendekatan Inside-Out, untuk memulai usaha, seorang calon wirausaha harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan meliputi:
·         Kemampuan teknik: kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang dan jasa.
·         Kemampuan pemasaran: kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar dan pelanggan serta harga yang tepat.
·         Kemampuan finansial: kemampuan tentang bagaimana memperoleh sumber-sumber dana dan cara menggunakannya.
·         Kemampuang hubungan: kemampuan tentang bagaimana cara mencari, memelihara dan mengembangkan relasi, dan kemampuan komunikasi serta negosiasi.

A.2. Buying (Membeli PerusahaanYang Sudah Didirikan)
Adapun alasan-alasan seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada dibandingkan merintis usaha baru, yakni:
1.      Resiko lebih rendah
2.      Lebih mudah
3.      Biaya yang dikeluarkan untuk mengelola lebih rendah
Namun demikian, membeli perusahaan yang sudah ada juga mengandung kerugian, yakni:
1.      Masalah internal, contoh: banyaknya pesain dan ukuran peluang pasar.
2.      Masalah eksternal, contoh masalah image atau reputasi perusahaan.
Ada empat hal kritis untuk menganalisis suatu perusahaan yang akan dibeli, yakni:
1.      Alasan pemilik menjual perusahaan
2.      Potensi produk dan jasa yang dihasilkan
3.      Aspek legal perusahaan
4.      Kondisi keuangan perusahaan yang akan dijual

A.3. Franchising (Waralaba)
Franchising merupakan cara memasuki dunia usaha yang sangat popular di dunia. Franchising merupakan kerja sama manajemen yang biasanya berkembang dalam perusahaan eceran. Franchising adalah suatu persetujuan lisensi menurut hukum antara suatu perusahaan penyelengara (pabrik) dengan penyalur/perusahaan lain untuk melaksanakan usaha Dalam kerja sama franchising, perusahaan induk (franchisor) memberikan bantuan manajemen secara berkesinambungan. Keseluruhan citra, pembuatan, teknik pemasaran diberikan kepada penyalur (franchisee). Dasar hukum dari penyelenggaraan franchising adalah kontrak antara perusahaan franchisor dan franchisee. Perusahaan induk dapat membatalkan perjanjian apabila perusahaan penyalur melanggar persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan.
Keuntungan dari kerja sama franchising (Zimmerer) ialah:
1.      Pelatihan, pengarahan, dan pengawasan yang berlanjut dari franchisor.
2.      Diberikan bantuan finansial. Biasanya biaya awal pembukaan sangat tinggi sedangkan sumber modal yang dimiliki franchisee sedikit/terbatas.
3.      Nama, merek, produk telah dikenal.
Kelemahan kerjasama franchising, yaitu:
1.      Program latihan tidak sesuai dengan yang diinginkan
2.      Pembatasan kreativitas penyelenggara usaha
3.      Franchisee jarang memiliki hak untuk menjual perusahaannya pada pihak lain tanpa menawarkan lebih dahulu pada franchisor dengan harga yang sama.


B.     Profil Usaha Kecil dan Model Pengembangannya
Dalam undang-undang No.9/1995 Pasal 5 tentang usaha kecil disebutkan beberapa kriteria usaha kecil, yaitu:
         Memiliki kekayaan bersih sebanyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
         Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000
Biro Pusat Statistik Indonesia (1998) mendefinisikan usaha kecil dengan ukuran tenaga kerja yaitu 5 sampai 19 orang, yang terdiri dari pekerja kasar yang dibayar, pekerja pemilik, dan pekerja keluarga. Perusahaan industri yang memiliki tenaga kerja kurang dari 5 orang diklasifikasikan sebagai industri rumah tangga (Home Industry). Pada umumnya perusahaan kecil mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu: manajemen, persyaratan modal, dan pengoperasian bersifat lokal.
Usaha kecil memiliki kekuatan/ kelebihan, yakni:
1.      Memiliki kebebasan untuk bertindak; bila ada perubahan, misalnya perubahan produk baru, teknologi baru, mesin baru, usaha kecil bias bertindak dengan cepat menyesuaikan dengan keadaan yang berubah.
2.      Fleksibel; dapat menyesuaikan dengan kebutuhan setempat, misalnya bahan baku, tenaga kerja, dan pemasaran produk.
3.      Tidak mudah goncang; tidak rentan terhadap fluktuasi.
Kelemahan perusahaan kecil:
1.      Aspek kelemahan struktural; kelemahan dalam struktur organisasi, misalnya kelemahan dalam manajemen dan organisasi, pengendalian mutu, penguasan teknologi, kesulitan dalam mencari modal, lemahnya SDM, lemahnya akses pasar.
2.      Kelemahan kultural; kelemahan dalam budaya perusahaan yang kurang mencerminkan perusahaan sebagai “corporate culture

C.    Kerangka Hipotesis Pengembangan Usaha Kecil
Menurut Lambing (2000: 43), untuk pengembangan perusahaan diperlukan dua keterampilan yaitu:
         Keterampilan manajemen keuangan
Manajemen keuangan merupakan menajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi begaimana memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana tersebut (allocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan memilih sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut. Untuk memperoleh dana, manajer keuangan bisa memperolehnya dari dalam maupun luar perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal dari pasar modal, bisa berbentuk hutang atau modal sendiri.
Manajemen keuangan sebagai aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya se-efektif, se-efisien, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. Aktivitas itu meliputi:
1.      Aktivitas Pembiayaan (Financing Activity)
Aktivitas pembiayaan ialah kegiatan pemilik dan manajemen perusahaan untuk mencari sumber modal (sumber eksternal dan internal) untuk membiayai kegiatan bisnis.
2.                  Aktiva Investasi (Investment activity)
Aktivitas investasi adalah kegiatan penggunaan dana berdasarkan pemikiran hasil yang sebesar-besarnya dan resiko yang sekecil-kecilnya. Aktivitas itu meliputi:a)  Modal Kerja (working Capital) atau harta lancar (Current Assets), b) Harta Keuangan (Finaceal assets) yang terdiri: investasi pada saham (stock) dan Obligasi (Bond), c)  Harta Tetap (real Assets) yang terdiri dari: tanah, gedung, peralatan, d)  Harta Tidak Berwujud (intangible assets) terdiri dari: Hak Paten, Hak Pengelolaan Hutan, Hak Pengelolaan Tambang, Goodwill.
3.                  Aktivitas Bisnis (Business Activity)
Aktivitas bisnis adalah kegiatan untuk mencari laba melalui efektivitas penjualan barang atau jasa efisiensi biaya yang akan mengahsilkan laba. Aktivitas itu dapat dilihat dari laporan Laba-Rugi, yang terdiri dari unsur: a) Pendapatan (sales atau Revenue); b) Beban (Expenses); c)  Laba-Rugi (Profit-Loss)
4.                  Aktivitas Penganggaran Modal (Capital Budgeting Activity)
Penganggaran modal digunakan untuk melukiskan tindakan perencanaan dan pembelanjaan  Pengeluaran modal, seperti untuk pembelian equipment baru untuk memperkenalkan produk baru, dan untuk memodernisasi fasilitas pabrik. Penganggaran modal melibatkan suatu pengikat (penanaman) dana di masa sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan yang dikehendaki di masa mendatang. Investasi membutuhkan dana yang relatif besar dan keterikatan dana tersebut dalam jangka waktu yang relatif panjang, serta mengandung resiko. Metode-metode yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
a)      Metode Average Rate of Return
Metode ini mengukur berapa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dari suatu investasi. Angka yang dipergunakan adalah laba setelah pajak dibandingkan dengan total average invesment. Hasil yang diperoleh dinyatakan dalam persentase. Angka ini kemudian diperbandingkan tingkat keuntungan yang disyaratkan, maka proyek dikatakan menguntungkan, apabila lebih kecil daripada tingkat keuntungan yang disyaratkan proyek ditolak.
b)      Metode Payback
Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Karena itu satuan hasilnya bukan persentase, tapi satuan waktu. Kalau priode payback ini lebih pendek daripada yang disyaratkan, maka proyek dikatakan menguntungkan, sedangkan kalau lebih lama proyek ditolak.
c)      Metode Net Present Value
Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih (oprasional maupun terminal cash flow) dimasa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. Apa bila nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang lebih besar daripada nilai sekarang investasi, maka proyek ini dikatakan menguntungkan sehinnga diterima. Sedangkan apabila nilainya kecil (NPV negatif), proyek ditolak karena tidak menguntungkan.

d)     Metode Internal Rate of Return
Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersi di masa-masa mendatang. Apabila tingkat bunga ini lebih besar daripada tinkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang disyaratkan), maka investasi dikatakan menguntungkan, kalau lebih kecil dikatakan merugikan.
e)      Metode Profitability Index
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa datang dengan nilai sekarang investasi. Kalau Profitability Index (PI)-nya lebih besar daripada 1, maka proyek dikatakan menguntungkan, tetapi kalau kurang dikatakan tidak menguntungkan. Sebagaimana metode NPV, maka metode ini perlu menentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang akan dipergunakan.
Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan.
         Keterampilan manajemen personal
Seseorang bisa sukses menjadi seorang manajer bagi bisnis maupun bidang kehidupannya, jika ia memiliki keterampilan dalam hal manajemen personal. Kemampuan membangun team work yang bagus harus diikuti dengan keterampilan dalam hal manajemen personal. Keterampilan manajemen personal menempati level ketiga dalam piramida keterampilan manajemen. Ada dua bidang yang harus di kuasai pada level ini yaitu manajemen diri dan manajemen waktu.
1.      Manajemen Diri
Jika dalam keterampilan manajemen tim anda memotivasi orang lain untuk melakukan hal yang terbaik dalam pekerjaannya, apakah anda juga bisa melakukannya? pertanyaan yang patut diajukan bagi diri anda untuk menjadi manajer yang baik. Kemampuan manajemen diri adalah kemampuan untuk memotivasi diri agar dapat melakukan hal-hal terbaik dan menghasilkan prestasi yang optimal. Selain terampil dalam melakukan hal-hal terbaik, manajemen diri berfokus pada pekerjaan yang penting bukan hanya pekerjaan mendesak. Orang lebih sering mengerjakan sesuatu jika sudah mendesak meski kurang penting, sehingga menyita hal-hal yang penting. Pada level ini seorang manajer dituntut untuk bisa memprioritaskan pekerjaan-pekerjaan penting demi keberhasilan usaha.

2. Manajemen Waktu.
Jika anda memiliki target untuk keberhasilan sebuah usaha, tentunya banyak hal yang perlu dilakukan. Dan terkadang itu membuat anda kekurangan waktu untuk melakukannya. Karena itu penting bagi anda memiliki keterampilan mengelola waktu. Buatlah daftar pekerjaan yang harus dilakukan, membuat daftar pekerjaan yang penting untuk dilakukan membantu anda dalam mengelola waktu dan menyelesaikan pekerjan-pekerjaan penting. Jangan Mengerjakan banyak hal dalam satu waktu,manusia sangat sulit untuk multi tasking. Selesaikan satu pekerjaan dengan segera untuk selanjutnya mengerjakan pekerjaan yang lain. Manajemen pertemuan, dalam tim anda tidak dapat dielakkan dari meeting untuk menyelesaikan permasalahan tertentu. Aturlah pertemuan agar berjalan baik dan menghasilkan banyak hal. Keterampilan manajemen personal menuntut anda untuk memiliki kontrol terhadap diri anda sendiri dan bagaimana anda mengalokasikan waktu yang ada untuk pekerjaan. (Galeriukm).



1 comment:

  1. Tetapi, siapa sangka bahwa usaha rumahan modal yang relatif minim ini ternyata menguntungkan.

    Dan ide usaha ribu ini menjadi salah satu bisnis modal kecil yang menjanjikan.

    Kamu pun bisa menjualnya melalui offline dan secara online agar mudah mempromosikannya.

    Kamu bisa menyesuaikan produk keripik yang akan diolah dan disesuaikan juga dengan riset terlebih dahulu.

    Mengenai tinggi rendahnya kompetitor bisnis kamu, juga bagaimana dengan ketersediaan modal yang cukup.

    Ataupun kamu juga dapat mencoba berbagai jenis keripik yang unik,

    Contohnya seperti keripik jengkol, keripik jamur, keripik bayam, keripik buncis, dan lain lain.

    Usaha yang menjanjikan di desa

    ReplyDelete