Saturday, November 11, 2017

PENGAMBILAN RISIKO


A.    Pengertian risiko
Resiko dapat ditafsirkan sebagai suatu bentuk ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan saat ini. Basrowi (2011; 119) mendefenisikan risiko sebagai sesuatu yang selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak terduga dan tidak diharapkan.

Bagi seorang wirusaha, menghadapi risiko adalah tantangan karena mengambil risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjdai kenyataan. Pengambilan risiko adalah hal yang wajar dalam merealisasi potensi diri sebagai wirausaha. Pengambilan risiko dalam hidup melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa yang terjadi, perhatian untuk masa depan dan keinginan hidup di masa sekarang. Jika dalam berwirausaha tidak berani mengambil resiko, maka merekatidak akan pernah dapat mewujudkan bakat berwirausaha dan semangat kewirausahaan.

B.     Macam-macam risiko usaha
Ada bermacam-macam resiko yang dikelompokkan, antara lain:
1.      Menurut Sifatnya:
1.      Risiko murni : Risiko yang muncul akibat dari sebuah situasi atau keputusan yang konsekuensinya adalah kerugian. Bentuknya: Hilang/rusaknya aset akibat kebakaran, pencurian, penggelapan, dsb.
2.      Risiko Spekulatif: risiko yang muncul akibat situasi atau keputusan yang konsekuensinya bisa berupa keuntungan/kerugian. Contoh: Risiko perubahan harga, risiko kredit.
3.      Risiko fundamental: Risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan cukup banyak deritanya. Contoh: banjir, angin topan, dsb.
2.      Menurut  Sumber/Penyebab terjadinya:
         Risiko Intern: risiko yang berasal dr dalam perusahaan itu sendiri, contoh: Ketidaktahuan, Kesalahan manusia, Kurang pengalaman.
4.      Risiko Extern: risiko yang berasal dr luar perusahaan, contoh: Perubahan spesifikasi produk, Adanya saingan usaha yang sama, Kekuatan alam.
3.      Menurut dapat tidaknya risiko dialihkan kepada pihak lain:
         Risiko yang dapat dialihkan pada pihak lain, dengan mempertanggung jawabkan suatu objek yang akan terkena risiko pada perusahaan asuransi.
         Risiko yang tidak dialihkan kepada pihak lain.
4.      Menurut kejadian yang mungkin terjadi:
         Perubahan permintaan: suatu keadaan yang mungkin terjadi karena perubahan ekonomi, modal, selera konsumen yang mengakibatkan terjadinya penurunan permintaan. Contoh:
ü  Perubahan ekonomi: utang piutang, perdagangan berjangka
ü  Perubahan model: pakaian, sepatu, alat komunikasi
         Perubahan konjungtur: perubahan kondisi ekonomi yang tidak menentu sehingga mempengaruhi keadaan usaha. Contoh: Inflasi, eksport/import
         Persaingan: situasi dimana antar wirausaha melakukan usaha sejenis atau sama. Contoh: pengaruh musim,  teknik produksi, variasi, dsb.
         Perkembangan IPTEK: perubahan teknologi tepat guna. Contoh: hp, fax, internet
         Perubahan peraturan: aturan hukum, pendidikan, aturan lalu lintas, aturan administrasi pemerintahan
         Bencana alam
5.      Risiko Teknis: risiko ini terjadi akibat ketidakmampuan manajer atau wirausaha dalam mengambil keputusan.
6.      Risiko Pasar: risiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku/tidak laku.
7.      Risiko kredit: risiko yang ditanggung kreditor akibat debitor tidak membayar pinjaman sesuai waktu yang telah disepakati.
8.      Risiko Alam: risiko yang diluar kendali manusia.
C.    Bentuk-bentuk kerugian akibat adanya risiko
Ketika dalam berwirausaha dan kemudian menghadapi resiko, maka wirausahawan harus siap menanggung kerugian akibat resiko tersebut. adapun bentuk-bentuk kerugian akibat adanya resiko, antara lain:
1.      Kerugian langsung: Jumlah nominal yang harus ditanggung akibat dampak langsung dari risiko yang dapat terjadi. Contoh: kebakaran, pencurian, dsb.
2.      Kerugian tidak langsung: jumlah nominal yang harus ditanggung akibat dampak tidak langsung dari risiko yang terjadi, contoh: biaya operasional tambahan, kesempatan investasi yang hilang, dsb.

D.    Tipologi pengambilan risiko
Adapun tipologi pengambilan risiko pada tingkat manajemen antara lain:
1.      Pada tingkat bawah : perusahaan membutuhkan pekerja-pekerja yang terampil untuk melaksanakan hal-hal yang rutin dan memiliki sedikit resiko.
2.      Pada tingkat menengah: mendapatkan lebih banyak kebebasan untuk berinovasi dan membuat perubahan-perubahan kecil dalam prosedur dan fungsi.
3.      Pada tingkat atas: harus memiliki kemampuan untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif agar berhasil dalam bisnis dan mewujudkan ide-ide mereka menjadi kenyataan.

E.     Evaluasi resiko
Dalam wirausaha, perlu untuk menganalisis risiko, sebab apabila risiko tidak diperhitungkan dengan teliti dan cermat, maka akan berdampak pada kegagalan dalam bisnis. Oleh karena itu, sebelum membuat keputusan untuk mengambil risiko, sebaiknya dilakuakan evaluasi yang mendalam atas risiko tersebut dan seberapa besar manfaat yang bisa diperoleh apabila ditanggulangi. Beberapa pertanyaan yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk mengambil risiko:
1. Apakah risiko yang terjadi sepadan dengan hasil usaha?
Jika usaha bersifat gambling maka kemungkinan rugi lebih besar. Untuk mengantisipasi masalah ini, sebaiknya sebelum memulai usaha perlu dilakukan studi kelayakan untuk memperhitungkan risiko tersebut.
2. Bagaimana risiko tersebut dapat dikurangi?
Wirausaha harus bertindak efisien dengan mengurangi pengeluaran dana yang ada kaitannya langsung dengan produksi. Dalam usaha yang masih kecil, misalkan restoran ayam panggang, tidak perlu membuat fasilitas kolam renang. Bartindak yang efektif menyebabkan sasaran yang dituju akan mudah dicapai.
3. Personalia seperti apa yang dapat mengurangi resiko?
Dalam menyediakan sumber daya manusia haruslah mempunyai kompetensi.keahlian sesuai bidangnya, sehingga menghasilkan tenaga yang mempunyai produktivitas tinggi, ada pepatah menyatakan “the right man in the right place”. Untuk meningkatkan produktivitas kerja setiap karyawan perlu dididik, dilatih, ditatar secara formal maupun nonformal.
4. Apakah anda takut terhadap risiko yang akan terjadi?
Sikap jiwa yang pesimis pasti ada faktor takut. Tapi bagi orang yang berjiwa wirausaha, harus selalu berfikir positif, yakni optimis.
5. Persiapan apa yang anda lakukan sebelum mengambil risiko?
Yang utama adalah kesiapan sebagai pemimpin yang harus memiliki berbagai keterampilan dalam bidang usaha. Selanjutnya, haruslah memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi seterusnya.

F.     Pengambilan keputusan dan strategi pengambilan risiko
Resiko dan Wirausahawan selalu berhubungan. Dalam memulai usaha selalu ada bentuk ketidakpastian tentang masa depan yang akan dihadapi seorang wirausahawan. Dalam menghadapi ketidakpastian akan masa depan, maka manajerial perlu memikirkan apa saja kemungkinan yang mungkin terjadi. Kemungkina-kemungkinan ini yang dapat membantu manajerial dalam membuat keputusan. Membuat keputusan merupakan suatu proses memilih alternatif tertentu dari berbagai alternatif yang ada. Pedoman membuat keputusan, kuncinya adalah:
ü  Temukan fakta-fakta dari persoalan
ü  Identifikasi bidang manakah yang tidak sesuai dengan fakta
ü  Keberanian dan antusiasme sangat diperlukan
ü  Bersedia mengambil tindakan agresif dalam menerapkan keputusan
ü  Mengambil resiko yang sedang jika terdapat ketidakpastian besar
ü  Meneruskan sesuatu yang telah berhasil di masa lampau
ü  Jauhi keputusan yang akan mengubah secara drastis susunan organisasi yang sekarang
ü  Keputusan perlu diuji coba
Adapun dalam membuat keputusan, manajemen perlu mengetahui faktor dan pertimbangan membuat keputusan, yakni:
ü  Ukuran dan kompleksitas bisnis
ü  Harapan mengenai pertumbuhan dan perkembangan bisnis
ü  Fasilitas jasa yang tersedia di daerah untuk berbagai instalasi sistem
ü  Kualitas dan kuantitas dari staf yang tersedia untuk berbagai jenis sistem dan fasilitas latihan
ü  Jumlah transaksi yang harus diproses
ü  Faktor-faktor kemajuan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu fungsi kunci keberhasilan dalam manajemen bisnis. Dalam proses pembuatan keputusan, keragu-raguan dan ketidaksetujuan masih diperlukan, karena ada manfaatnya untuk:
ü  Merangsang daya imajinasi untuk mendapatkan jawaban benar atas masalah
ü  Memperkaya alternatif-alternatif untuk melahirkan keputusan yang lebih baik
ü  Memungkinkan penerimaan bersama, terhadap keputusan yang diambil
Agar wirausahawan mampu membuat keputusan yang efektif dan efisien, ia harus memiliki: keterampilan dalam kepemimpinan, keterampilan dan manajerial, dan keterampilan dalam bergaul.



1 comment: