Tuesday, September 5, 2017

KEWIRAUSAHAAN (Pendahuluan)

A.    Defenisi Kewirausahaan
Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak orang yang menafsirkan dan memandang bahwa kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki baru dilakukan “usahawan” atau “wiraswasta”. Pandangan ini tidakah tepat, dikarenakan jiwa dan sikap kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh usahawan akan tetapi dimiliki oleh setiap orang yang berfikir kreatif dan bertindak inovatif baik kalangan usahawan maupun masyarakat umum seperti petani, karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru, maupun pimpinan organisasi lainnya (Suryana, 203:1).
Kewirausahaan tidak hanya bakat bawaan sejak lahir atau urusan pengalaman lapangan, tetapi juga dapat dipelajari dan diajarkan. Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya melalui pendidikan dan pelatihan. Untuk lebih mengetahui lebih dalam mengenai kewirausahaan, perlu untuk kita pahami apa itu kewirausahaan?
Dari segi etimologi (suku kata), wirausaha dapat diartikan sebagai: “wira” yaitu pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani, dan berwatak agung. “usaha” yaitu perbuatan, bekerja, berbuat sesuatu. Dengan mengacu pada arti kata wira dan usaha, maka dapat dirangkai pengertian wirausaha ialah manusia unggul yang berbuat atau bekerja, dan menghasilkan sesuatu. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, “Wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi produk baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya”. Pengertian lain kewirausahaan berdasarkan lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995 : “Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan  yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan  yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Thomas Zimmerer (1996) menjelaskan bahwa kewirausahaan adalah hasil dari suatu kedisiplinan serta proses sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang pasar (dalam Echdar Saban, 2013: 2).  Suryana (2003: 1) mendefenisikan kewirausahaan sebagai kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Kristanto Heru (2009:3) mendefenisikan kewirausahaan sebagai ilmu, seni, maupun perilaku, sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif guna menciptakan nilai tambah agar mampu bersaing dengan tujuan menciptakan kemakmuran individu dan masyarakat.
Penulis sendiri berpendapat bahwa kewirausahaan ialah suatu proses perumusan ide, gagasan, dalam mengolah sumber daya yang ada oleh seseorang dengan kreativitas yang dimilikinya untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dan tentunya dapat berguna bagi kehidupan bermasyarakat.

B.     Karakteristik Kewirausahaan
Beberapa karakteristik yang melekat pada diri wirausaha (Zimmerer, dan Scarborough, 1998; Kuratko & Hoodgets, 2007) sebagai berikut:
1.   Desire for responsibility: merasa bertanggung jawab atas hasil usaha yang dia lakukan.
2.   Tolerance for ambiguity: kemampuan untuk menerima keberagaman.
3.   Vision: memiliki cita-cita yang mengarahkan kepada kesuksesan
4.   Tolerance for failurer: mampu menghadapi kegagalan/ketidakberhasilan.
5.   Internal locus of control: mampu mengendalikan dirinya sendiri.
6.   Continuous  improvement: akan melakukan perbaikan secara terus menerus.
7.   Preference for moderate risk: memiliki kemampuan untuk memilih resiko sedang.
8.   Confidence in their ability to succsess: percaya diri terhadap kemampuan untuk sukses
9.   Desire for immediate feedback: menginginkan umpan balik terhadap suatu permasalahan
10.   High energy level: memiliki semangat/energi yang tinggi
11.   Future Orientation: selalu berorientasi ke masa depan
12.  Skill at Organizing: memiliki kemampuan mengorganisasi sumber daya yang dimiliki
13.   High Commitment: memiliki komitmen yang tinggi
14.   Flexibility: mampu menyesuaikan diri.

C. Model Proses Kewirausahaan
Seseorang dapat berhasil menjalankan bisnis apabila dapat menggabungkan nilai-nilai, sifat-sifat dan perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan. Dengan berpedoman pada nilai-nilai, pengharapan dari dalam diri maupun kelompok tentu saja akan berpengaruh terhadap perilaku kewirausahaan.
Gambar III.1. Model Proses Kewirausahaan
Gambar III. 1 merupakan model proses kewirausahaan beserta faktor-faktor pemicunya yang dikemukakan oleh Carol Noore (dalam Suryana, 2003: 40). Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi ini dipicu oleh: faktor pribadi, lingkungan, dan sosiologi. Faktor individu yang memicu kewirausahaan adalah pencapaian locus of control, toleransi, pengambilan risiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, usia, komitmen, dan ketidakpuasan. Faktor pemicu yang berasal dari lingkungan ialah peluang, model peran, aktivitas, pesaing, inkubator, sumber daya, dan kebijakan pemerintah. Faktor pemicu yang berasal dari lingkungan sosial meliputi: keluarga, orang tua, dan jaringan kelompok. Pertumbuhan kewirausahaan juga sanggat tergantung pada:
  • Kemampuan pribadi; Komitmen, Visi, Kepemimpinan, dan Kemampuan manajerial
  • Organisasi: Kelompok, Struktur, Budaya, Strategi
  • Lingkungan: Pesaing, Pelanggan, Pemasok, dan lembaga-lembaga keuangan
D.    Manfaat Kewirausahaan
Keberhasilan wirausaha dengan kerja keras, teliti dan dalam jangka panjang, akan memiliki beberapa manfaat secara individu:
·         Memperoleh kontrol atas kemampuan diri
·         Memanfaatkan potensi dan melakukan perubahan
·         Memperoleh manfaat finansial tanpa batas
·         Berkontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas usaha.

E.    Motivasi Kewirausahaan
Motivasi atalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu. Berdasarkan teori:
q  Teori David McClelland, 1961:
·      Need For Achivement
Orang yang memiliki need for achivement yang tinggi cenderung tertarik dengan bagaimana mereka bekerja secara pribadi, dan tidak akan mempenaruhi pekerja lain untuk bekerja dengan baik. Seseorang dengan motivasi ini lebih cocok untuk bekerja sebagai wirausaha, atau mengatur unit bebas dalam sebuah organisasi yang besar.
Individu-individu dengan motivasi need for achievement lebih tertarik untuk menantang pekerjaan mereka. Mereka mencari peluang promosi dalam pekerjaan., menginginkan umpan balik pada prestasi mereka. Juga dalam hal kinerja, mereka akan melakukan hal-hal yang lebih baik. Orang-orang dengan kebutuhan pencapaian akan lebih berfokus pada hasil atau presentasi.
·      Need For Affiliation
Orang-orang yang termotivasi dengan kebutuhan afiliasi, menginginkan lingkungan yang rama dan mendukung. Tentu saja orang-orang ini akan berkerja efektif dalam tim dan tentunya disukai oleh orang lain. Keinginan tinggi untuk lebih disukai dan diterima oleh orang lain dapat menghambat mereka dalam mengembangkan potensi dirinya. Orang-orang dengan kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya tidak bias menjadi pemimpin.
·      Need For Power
Orang-orang dengan kebutuhan kekuasaan (need for power)  lebih tertatik dengan peran kepemimpinan dan memiliki kemungkinan untuk tidak fleksiber terhadap kebutuhan bawahan. Kebutuhan kekuasaan yang tinggi akan menghasilkan etos kerja dan komitmen terhadap organisasi.

q  Teori hirarki Kebutuhan Maslow, 1970:
·      Physiological Need
Kebutuhan psikologi merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan manusia sehari-hari untuk dapat hidup, seperti: makan , minum, rumah, oksigen, tidur, dan sebagainya
·      Security Need
Dengan terpenuhinya kebutuhan psikologi, maka muncul kebutuhan kedua, yakni: kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan rasa aman ini meliputi: keamanan akan perlindungan dari bahaya, kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaan, dan jaminan akan hari tuanya.
·      Sosial Need
Kebutuhan sosial kemudian menjadi kebutuhan ketiga yang muncul setelah kebutuhan psikologi dan kebutuhan keamanan terpenuhi. Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dan interaksi dengan orang lain. Orang-orang yang  memiliki kebutuhan sosial selalu berkaitan dengan kelompok kerja, serta rekreasi bersama.
·      Esteem Need
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk lebih dihormati, dihargai atas prestasi. Kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan atas kemampuan dan keahlian yang dimiliki, serta efektivitas kerja.
·      Self Actualization Need
Aktualisasi diri merupakan kebutuhan tertinggi dalam teori Maslow. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses mengembangkan potensi yang sesungguhnya dalam diri seseorang. Seseorang yang dinominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri suka akan tugas-tugas dan selalu menantang kemampuan dan keahliannya.

F.     Peran dan Fungsi Kewirausahaan
Kewirausahaan berkaitan dengan usaha manusia dalam meningkatkan nilai kehidupan. Dalam meningkatkan nilai kehidupan, maka wirausahawan akan merusaha untuk menciptakan sesuatu yang baru.  Kewirausahaan memiliki arti penting, dan  dalam perannya kewirausahaan memiliki fungsi:
·      Secara mikro (individu): berfungsi sebagai planner dan innovator. Sebagai planner (perencana) yang baik merupakan akumulasi dari semua pengalaman dan pendidikan. Sebagai innovator, seorang wirausahan akan selalu melakukan perubahan terus menerus terhadap aktivitas bisnis.
·      Secara makro: meningkatkan nilai kehidupan atau kemakmuran masyarakat. Dalam hal ini, wirausaha berfungsi sebagai penggerak, pengendali, dan pemakai perkembangan ekonomi suatu Negara. Pemerintah bahkan melalui peraturan (impress No. 4)  telah membuat program pemberdayaan kewirausahaan.

G.     Ruang Lingkup Kewirausahaan
Kewirausahaan juga merupakan displin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang dapat dihadapinya.
Ruang lingkup kewirausahaan sangat luas (meliputi semua bidang kehidupan), antara lain:
·         Bidang agraris meliputi pertanian, perkebunan dan kehutanan.
·         Bidang perikanan meliputi pemeliharaan, penetasan, makanan, pengangkutan ikan, dll.
·         Bidang peternakan.
·         Bidang perindustrian dan kerajinan, meliputi industri besar, menengah dan kecil.
·         Bidang pertambangan dan energi.
·         Bidang perdagangan.
·         Bidang jasa, antara lain: pedagang perantara. Pemberi kredit, angkutan, hotel, restoran, travel, pengusaha asuransi, koperasi, dll.


No comments:

Post a Comment