Data ialah
suatu bahan mentah yang jika diolah dan dianalisis dengan baik akan melahirkan
berbagai informasi. Dengan informasi
tersebut kita dapat mengambil keputusan. Dalam statistik data dapat berbentuk
kategori, misalnya: rusak, baik, senang, puas, berhasil, gagal dan sebagainya.
Data juga dapat berupa sekumpulan angka (bilangan).
Data jika dipandang dari
bentuknya dapat dibedakan menjadi data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kuantitatif yaitu data yang berupa bilangan, dan harganya berubah-ubah atau
bersifat variabel. Sedangkan data kualitatif (atribut) yaitu data yang
dikategorikan menurut lukisan kualitas objek yang dipelajari.
Dalam
statistik dikenal istilah-istilah jenis data, tingkatan data, sumber data,
penyajian data, analisis data. Data dianalisis sesuai dengan jenis dan
tingkatannya, karena itu masing-masing tingkatan data mempunyai analisis
sendiri khususnya dalam analisis korelasi.
Data yang baik
tentu saja harus mutakhir, cocok (relevant) dengan masalah penelitian dari
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan, lengkap, akurat, objektif, dan
konsisten. Data yang baik sangat diperlukan dalam penelitian, oleh karena itu
pengumpulan data sedapat mungkin diperoleh dari tangan pertama.
A.
Jenis Data
Jenis data secara garis besarnya dibagi
atas dua macam, yaitu data dikotomi dan data kontinum.
1.
Data dikotomi
Data dikotomi
disebut data deskrit, data kategorik, atau data nominal. Data ini merupakan
hasil perhitungan, sehingga tidak dijumpai bilangan pecahan. Data dikotomi
adalah data yang paling sederhana disusun menurut jenisnya atau kategorinya.
Dalam data dikotomi
setia data dikelompokkan menurut kategorinya dan diberi angka. Angka-angka
tersebut hanya label saja, bukan menunjukkan tingkatan (ranking). Kalau kita
melakukan kategori secara alamiah, maka disebut data dikotomi sebenarnya (true
dichotomy) dan jika kategorinya dibuat-buat sendiri (direkayasa), maka disebut
artificial dichotomy (dikotomi dibuat-buat).
Contoh data dikotomi
sebenarnya: jenis kelamin umpamanya ada tiga yaitu; laki-laki diberi angka 1,
banci diberi angka 2, perempuan diberi angka 3. Angka tiga bukan berarti bahwa
kekuatan perempuan sama dengan tiga kali laki-laki. Angka-angka ini hanya label
semata.
Contoh data dikotomi
dibuat-buat: tidak lulus diberi angka 1, lulus diberi angka 2. Pemberian angka
pada contoh diatas hanya label semata, dan data ini dibuat karena belum
mempunyai kategori mutlak seperti contoh dikotomi sebenarnya, oleh karena itu
masih bisa diubah-ubah jika memang dikehendaki.
Data dikotomi mempunyai
sifat-sifat ekskuisif, tidak mempunyai urutan (ranking), tidak mempunyai ukuran
baru, dan tidak mempunyai nol mutlak.
2.
Data kontinum
Data kontinum
terdiri atas tiga macam data, yaitu: data ordinal, data interval, dan data
rasio. Ketiga macam data kontinum akan
diuraikan sebagai berikut:
2.1. Data
ordinal
Data ordinal adalah
data yang sudah diurutkan dari jenjang yang paling rendah dampai ke jenjang
paling tinggi, atau sebaliknya tergantung peringkat selera pengukuran yang
subjektif terhadap objek tertentu. Pemberian jenjang pada umumnya dapat
dilakukan sebagai berikut: mula-mula diurutkan data mulai dari yang terendah
sampai yang tertinggi, demikian pula sebaliknya, contoh:
1)
Dalam suatu pertandingan angkat besi, didapatkan
data berjenjang sebagai berikut:
Juara 1 mampu mengangkat 400kg
Juara 2 mampu mengangkat 390kg
Juara 3 mampu mengangkat 325kg
Juara 4 mampu mengangkat 200kg
Kalau melihat contoh tersebut, maka
dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1. Jenjang (Ranking)
Berdasarkan gambar 2.1, maka dapat
dijelaskan bahwa dalam data ordinal:
1.
Angka-angka urutan 1, 2, 3, 4, dst hanyalah
sebagai nomor urut belaka.
2.
Ukuran ordinal tidak menyatakan nilai absolut,
oleh sebab itu jenjang 1 misalnya, tidak berari 4 x kekuatan angkat jenjang 4
atau 4 x 200kg = 800kg. sebaliknya jenjang 4 juga bukan berarti ¼ x angkatan
jenjang 1 atau ¼ x 400kg = 100kg.
Data
ordinal bersifat ekskuisif, mempunyai urutan, tidak mempunyai ukuran baru, dan
tidak mempunyai nol mutlak.
2.2. Data interval
Data interval mempunyai sifat nominal
dari data ordinal, disamping itu ada sifat tambahan lainnya pada data interval,
yaitu mempunyai nol mutlak. Pengukuran data interval tidak memberikan jumlah
yang absolut dari objek yang diukur. Contohnya : dalam indeks prestasi
kumulatif (IPK) mahasiswa dikenal standar-standar penilaian sebagai berikut:
A = 4, B = 3, C = 2, D = 1
gambarnya sebagai berikut:
A
|
B
|
C
|
D
|
Huruf
|
Angka
|
||||
4
|
3
|
2
|
1
|
0
|
Gambar 2.2: data interval
Berdasarkan gambar 2.2, dapat
disimpulkan bahwa:
IPK A = 4, IPK B =3, IPK C = 2, IPK D =
1
Interval antara A dengan B = 4 – 3 = 1
Interval antara B dengan C = 3 - 2 = 1
Interval antara C dengan D = 2 – 1 = 1
Interval antara A dengan C = 4 – 2 = 2
Interval antara B dengan D = 3 – 1 = 2
Interval antara A dengan D = 4 – 1 = 3
Interval antara A dengan D ditambahkan
Interval C dengan D = (A-D) + (C-D)
= (4 – 1) + (2 – 1)
=
4
Berdasarkan contoh diatas, maka data
interval dapat ditambahkan maupun dikurangkan. Walaupun demikian, tidak dapat
disimpulkan bahwa kepandaian atau keberhasilan A adalah 4 kali keberhasilan D.
demikian pula tidak dapat disimpulkan bahaw keberhasilan A adalah 2 kali C.
2.3. Data rasio
Data rasio mengandung sifat-sifat
interval, dan selain itu ia sudah mempunyai nilai nol mutlak. Contoh dari data
rasio adalah berat badan, tinggi, panjang, jarak, dll. Misalnya kita mempunyai
data panjang A = 10m, B = 20m, C = 30m, dan D = 40m. kalau digambarkan:
A
|
B
|
C
|
D
|
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Gambar 2.3: Data rasio
Berdasarkan gambar diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa panjang D = 4 x A atau 2 x B. rasio ini seringkali dipakai
dalam penelitian keilmuan atau enjinering. Data rasio bersifat ekuisif,
mempunyai urutan, mempunyai ukuran baru, dan mempunyai nol mutlak.
B.
Tingkatan Data
Tingkatan
data kalau diurutkan dari yang tertinggi ke yang terendah yaitu 1) Rasio, 2)
Interval, 3) Ordinal, 4) Nominal. Dalam analisis statistik, jika memang
diperlukan maka data yang tinggi dapat diturunkan ke tingkatan yang lebih
rendah. Tetapi sebaliknya, data yang rendah tidak dapat dinaikkan kepada
tingkatan yang lebih tinggi.
Rasio
|
|||
Interval
|
|||
Ordinal
|
|||
Nominal
|
Gambar 2.4: Tingkatan Data
C.
Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data
dapat dikumpulkan langsung oleh peneliti melalui pihak yang disebut sumber
primer. Data-data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui pihak kedua atau
tangan kedua disebut sumber sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui
wawancara kepada pihak lain tentang objek dan subjek yang diteliti, dan
mempelajari tentang dokumentasi-dokumentasi tentang objek dan subjek yang
diteliti.
Dari
dua sumber (sumber primer dan sumber sekunder) tentu saja sumber primer
merupakan sumber yang yang lebih dapat dipertanggungjawabkan dari pada sumber
sekunder.
Teknik-teknik
pengumpulan data dapat dilakukan melalui: wawancara (interview), pengamatan
(observation), angket (questionnary), dan dokumentasi (Documentation). Wawancara
dapat sistematis ataupun tidak sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara
langsung (participation) atau tidak langsung (nonparticipation). Angket dapat
tertutup atau terbuka. Peneliti dapat menggunakan salah satu teknik-teknik
pengumpulan data seperti yang telah diuraikan.
D.
Analisis Data
Analisis
data untuk masing-masing tingkatan (skala) dapat dilakukan seperti tabel yang
berikut:
Tabel 2.1: Tabel analisis statistik yang cocok untuk empat
skala data
E.
Penyajian Data
Data
dianalisis dan disajikan menurut gambar:
Gambar 2.5 : Bentuk penyajian data
No comments:
Post a Comment