A.
Pengertian etika
Etika
adalah falsafah moral dan merupakan pedoman cara hidup yang benar dilihat dari
sudut pandang budaya, susila, dan agama. Etika merupakan suatu
komitmen untuk melakukan apa yang benar dan menghindari apa yang tidak benar
(Suryana, 2003: 177).
Etika Bisnis
adalah suatu kode etik perilaku pengusaha yang berdasarkan nilai-nilai moral
dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan
persoalan (Zimmerer, 1996: 20). Etika
bisnis menurut Ronald J Ebert dan Ricky M Griffin (2000: 80) adalah sutu
istilah yang digunakan untuk menunjukkan perilaku etis dari seseorang manajer
atau karyawan suatu organisasi.
Etika bisnis sangat
penting untuk mempertahankan loyalitas stakeholders dalam membuat
keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan persoalan perusahaan. Hal ini
disebabkan karena semua keputusan perusahaan sangat mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh stakeholders. Stakeholders adalah individu-individu atau
kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh pada keputusan-keputusan
perusahaan. Ada beberapa kelompok stakeholders yang mempengaruhi
keputusan-keputusan bisnis demi kelangsungan hidup perusahaan, yaitu: konsumen,
karyawan, investor, pemilik dan manajemen, pemasok bahan-bahan, organisasi
pekerja, pemerintah, bank, masyarakan, dan mitra usaha.
Ketika perusahaan
bertumbuh, berhubungan memasuki berbagai wilayah, perusahaan maupun negara
lain, pengusaha atau perusahaan terseut juga memasuki dilema etika dalam
berbagai unsur, seperti budaya, bahasa, personal, bahkan keyakinan yang
memerlukan penyesuaian. Untuk itu, berlaku sesuai etika dan bertindak sebagai
warga perusahaan yang baik merupakan sesuatu yang harus dilakukan perusahaan
karena akan mendatangkan manfaat (Hunger & Whellen, 2000). Adapun manfaat
perusahaan yang berperilaku etis adalah:
1.
Suatu perusahaan akan terhindar dari
seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan reputasi.
2.
Kerangka kerja yang kokoh memandu para
manajer dan karyawan perusahaan sewaktu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan
dan tantangan jaringan kerja perusahaan yang semakin komplek.
3.
Perusahaan yang etis dan memiliki
tanggung jawab sosial mendapatkan rasa hormat dari stakeholder.
4.
Banyak perusahaan yang menerapkan
perilaku etis dan tanggung jawab sosial dapat menambah uang dalam bisnis
mereka.
Secara logika ekonomi
(pencarian laba) mendominasi dalam pengambilan keputusan bisnis, tetapi
keputusan tersebut juga memiliki konsekuensi terhadap kemanusiaan (pekerja,
supplier, konsumen, maupun kehidupan sosial), seperti: Kelalaian nuklir,
penggajian berbeda karena ras. Konsekuensi pengambilan keputusan tersebut akan
menentukan eksistensi perusahaan kedepan. Keputusan etika yang tepat yang
sesuai dengan keinginan perusahaan kedepan. Keputusan etika yang tepat yang
sesuai dengan keinginan perusahaan dan stakeholders akan memberikan beberapa
keuntungan seperti reputasi yang baik.
B.
Prinsip-prinsip etika dan perilaku bisnis
Secara umum, etika
bisnis merupakan acuan cara yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, bisnis etika memiliki
prinsip-prinsip umum yang dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan dan
mencapai tujuan bisnis yang dimaksud. Adapun prinsip-prinsip etika bisnis
tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Prinsip otonomi: adalah bahwa perusahaan
secara bebas memiliki kewenangan sesuai dengan bidang garap yang dilakukan dan
pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dipunyainya. Misalnya perusahaan tidak
tergantung pada pihak lain untuk mengambil keputusan, tetapi perusahaan
memiliki kekuatan tertentu sesuai dengan misi dan visi yang diembannya dan
tidak bertentangan dengan pihak lain.
2.
Prinsip kejujuran: nilai kejujuran
merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan kinerja
perusahaan. Kegiatan bisnis akan berhasil dengan gemilang jika dikelola dengan
prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran misalnya penawaran barang dengan
kualitas dan fakta riil seperti produk yang dibuat dan dipasarkan harus
benar-benar mencerminkan produk yang sesuai dengan fakta, tidak terdapat unsur
manipulasi misalnya barang yang berkualitas rendah dinyatakan sebagai barang
berkualitas tinggi.
3.
Prinsip tidak berniat jahat: bisnis
didirikan dengan maksud untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, konsumen,
dll.
4.
Prinsip keadilan: prinsip keadilan yang
dipergunakan untuk mengukur bisnis menggunakan etika bisnis adalah keadilan
bagi semua pihak yang terkait. Semua pihak terkait harus mendapatkan akses
layak dari bisnis. Tolak ukur yang dipakai menentukan atau memberikan kelayakan
sesuai dengan ukuran-ukuran umum yang telah diterima oleh masyarakat bisnis dan
umum. Contoh: memberi upah yang lalyak bagi para pegawai, memberi harga yang
sesuai dengan kualitas produk,
5.
Prinsip hormat pada diri sendiri:
pengertian prinsip ini merupakan tindakan bisnis yang dampaknya berpulang
kembali kepada bisnis itu sendiri. Jika bisnis memberikan kontribusi yang
menyenangkan bagi masyarakat, tentu masyarakat akan memberi respon yang sama. Contoh:
jika manajemen perusahaan memiliki falsafah kerja dan berorientasikan kepuasan
kepada pelanggan, maka dapat dipastikan para pelanggan akan makin fanatis
teradap perusahaan.
C.
Filosofi
Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Etika adalah tatanan
nilai moral dan standar perilaku yang membentuk dasar bagi orang-orang dalam
suatu organisasi sewaktu mereka membuat
keputusan dan berinteraksi dengan pihak stakeholder dalam membuat perusahaan. Etika
merajuk pada prinsip-prinsip perilaku yang membedakan antara baik, buruk,
benar, dan salah (Cullen & Jhon, 2005). Tujuan etika ada;ah memungkinkan
individu membuat berbagai pilihan diantara perilaku, karena tindakan individu
menjadi lebih terkait terhadap yang lain, contohnya ketika manajer lebih bertanggung
jawab terhadap stakeholders.
Banyak praktik
manajemen perusahaan yang bahan kajian mejadi dengan mudah mendapatkan masalah
dalam tindakan tidak etis dan ilegal. Praktik-praktik yang sampai sekarang
masih dipertanyakan dan menjadi bahan kajian/penelitian antara lain:
1.
Kelalaian praktik manajemen pada tenaga
nuklir, persenjataan, dan pabrik bahan kimia serta limbah industri
2.
Menolak memberikan perlindungan,
pinjaman kepada minoritas
3.
Pembuangan limbah yang tidak pada
tempatnya
4.
Produksi dan penjualan produk rusak
5.
Keselamatan kerja dan kejahatan ekonomi
sosial
6.
Diskriminasi dalam suku, agama.
Membangun suatu
reputasi etis yang kokoh bagi bisnis memerlukan waktu yang lama. Walaupun perusahaan
menerapkan panduan untuk perilaku etis/standar etika, keputusan akhir terletak
pada perseorangan, tindakan manajer perusahaan dalam pengambilan keputusan
etika mnentukan reputasi suatu perusahan.
Dari sudut pandang
strategi, sutu perusahaan wajib mempertimbangkan tanggung jawab sosial di mana
bisnis menjafi bagiannya. Hunger &
Whellen (2000) menyampaikan argumen yang
berkaitan dengan perilaku manajemen perusahaan dalalm etika dan tanggung jawab
adalah:
1.
Moralitas: perusahaan harus bertanggung
jawab kepada stakeholders karena hal ini merupakan hal yang benar baik secara
profesional maupun agama.
2.
Pemurnian kepentingan diri sendiri:
pertanggungjawaban atas dasar kompensasi
3.
Teori investasi: reputasi memberikan
keuntungan dalam jangka panjang
4.
Mempertahankan otonomi
Filosofi moral sebagai
sebuah bahasa dan struktur berfikir mendasari keputusan etika dan dilema. Donaldson
(1992) mengungkapkan bahwa etika bisnis merupakan dasar perilaku anggota dalam
membuat keputusan dan pilihan etika jika ingin terjun dalam bisnis. Jhon (2005;
110) mengidentifikasi area/ranah etika dan tanggung jawab sosial pada
perusahaan nasional maupun multinasional dengan mengutamakan stakeholder dan
issues strategi serta aktivitas etika dan tanggung jawab sosial. Dalam pengambilan
keputusan etika banyak model dapat digunakan untuk membuat keputusan etika. Ada 10 prinsip etika yang mengarahkan perilaku (Zimmerer,
1996 & Michael Josephson,
1998):
•
Kejujuran
•
Integritas;
memegang prinsip kebenaran, terhormat, penuh pendirian.
•
Memelihara
janji;
mentaati janji, berkomitmen dan dapat dipercaya.
•
Kesetiaan;
hormat dan loyal terhadap perusahaan, stakeholder, dll
•
Kewajaran/keadilan;
berlaku adil, toleransi terhadap keberagaman.
•
Suka
membantu orang lain; memiliki belas kasihan terhadap orang
lain
•
Hormat
kepada orang lain; menghormati hak dan kebebasan orang
lain
•
Bertanggung
jawab;
menaati aturan-aturan yang ada, penuh kesadaran sosial
•
Mengejar
keunggulan; melakukan kegiatan dengan baik sesuai kemampuan
dan kompetensi.
•
Dapat
dipertanggungjawabkan; segala kegiatan dapat dipertanggung
jawabkan secara moral, legal formal.
D.
Keputusan etika dan tanggung jawab sosial
Dalam
menjalankan bisnis seorang wirausaha memiliki kepentingan dengan berbagai pihak
(pihak internal dan eksternal) yang tentunya dapat mempengaruhi keputusan dan
masa depan usahanya. Sehingga secara tidak langsung seorang wirausaha memiliki
tanggung jawab terhadap semua pihak yang bersangkutan.
Tanggung jawab sosial merupakan kewajiban untuk membuat
keputusan dan mengambil tindakan yang akan meningkatkan kesejahteraan.
Untuk
memahami peran etika di dalam lingkungan bisnis, kita perlu menggunakan etika
dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan etis dapat menumbuhkan kepercayaan
bagi hubungan antara para pelanggan, karyawan dan perusahaan lain.
Selain etika, yang juga
sama penting ialah pertanggungjawaban sosial perusahaan. Etika sangat
berpengaruh pada tingkah laku individual. Tanggung jawab sosial mencoba
menjebatani komitmen individu dan kelompok dalam suatu lingkungan social
seperti pelanggan, perusahaan lain, karyawan, investor, dan alam.
Menurut
Zimmerer, ada beberapa pertanggung jawaban perusahaan, yaitu:
–
Tanggung jawab terhadap lingkungan.
Perusahaan
harus ramah lingkungan. Artinya perusahaan harus menjaga dan memelihara
lingkungan.
–
Tanggung jawab terhadap karyawan.
Mendengarkan
keluhan karyawan, memberikan pelatihan demi kemajuan kinerja aryawan, dll
–
Tanggung jawab terhadap pelanggan.
Menyediakan
barang dan jasa yang berkualitas, memberikan harga yang adil dan wajar sesuai
dengan kualitas, juga melindungi hak-hak pelanggan.
–
Tanggung jawab terhadap investor
Menyiapkan
pengembalian (return) investasi yang menarik, melaporakn kinerja keuangan
kepada investor seakurat dan setepat mungkin.
–
Tanggung jawab terhadap masyarakat.
Bertanggung
jawab dengan memberikan kontribusi terhadap masyarakat.
E.
Cara-cara mempertahankan standar etika
Cara-cara
dalam mempertahankan standar etika:
•
Ciptakan
kepercayaan perusahaan; menetapka nilai-niali perusahaan yang
mendasari tanggung jawab etika terhadap pemilik kepentingan.
•
Kembangkan
kode etik; membuat pernyataan tertulis mengenai standar
perilaku dan prinsip etis. Ada perilaku yang diharapkan dapat menjadi panduan
konkrit kepada pihak manajemen bagaimana berperilaku etis.
•
Jalankan
kode etik secara adil dan konsisten; jalankan perilaku
etis setiap hari dan memberikan hukuman bagi yang melanggar kode etik.
•
Lindungi
hak perorangan; melindungi seseorang dengan kekuatan prinsip moral
dan nilainya merupakan jaminan terbaik untuk menghindari penyimapang etika
•
Adakan
pelatihan etika; workshop merupakan alat untuk
meningkatkan kesadaran para karyawan
•
Lakukan
audit etika secara periodik; audit dilakukan untuk
mengevaluasi efektivitas sistem etika
•
Pertahankan
standar tinggi tentang tingkah laku; berperilaku baik
dalam oraganisasi.
•
Etika
dimulai dari atasan dan hindari contoh etika yang tercela;
atasan haruslah menjadi teladan baik yang dapat dicontohi.
•
Komunikasi
dua arah;
menciptakan komunikasi dua arah. Saling mendengarkan, saling memberi masukan
dan pendapat.
•
Melibatkan
karyawan dalam mempertahankan standar etika; karyawan diberi
kesempatan untuk memberikan umpan balik tentang bagaimana standar etika
dipertahankan.
Ijin sedot buat tugas
ReplyDelete