Thursday, October 12, 2017

ETIKA BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN

A.    Pengertian etika
Etika adalah falsafah moral dan merupakan pedoman cara hidup yang benar dilihat dari sudut pandang budaya, susila, dan agama. Etika merupakan suatu komitmen untuk melakukan apa yang benar dan menghindari apa yang tidak benar (Suryana, 2003: 177). 

Etika Bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha yang berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan (Zimmerer, 1996: 20). Etika bisnis menurut Ronald J Ebert dan Ricky M Griffin (2000: 80) adalah sutu istilah yang digunakan untuk menunjukkan perilaku etis dari seseorang manajer atau karyawan suatu organisasi.
Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas stakeholders dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan persoalan perusahaan. Hal ini disebabkan karena semua keputusan perusahaan sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh stakeholders. Stakeholders adalah individu-individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh pada keputusan-keputusan perusahaan. Ada beberapa kelompok stakeholders yang mempengaruhi keputusan-keputusan bisnis demi kelangsungan hidup perusahaan, yaitu: konsumen, karyawan, investor, pemilik dan manajemen, pemasok bahan-bahan, organisasi pekerja, pemerintah, bank, masyarakan, dan mitra usaha.
Ketika perusahaan bertumbuh, berhubungan memasuki berbagai wilayah, perusahaan maupun negara lain, pengusaha atau perusahaan terseut juga memasuki dilema etika dalam berbagai unsur, seperti budaya, bahasa, personal, bahkan keyakinan yang memerlukan penyesuaian. Untuk itu, berlaku sesuai etika dan bertindak sebagai warga perusahaan yang baik merupakan sesuatu yang harus dilakukan perusahaan karena akan mendatangkan manfaat (Hunger & Whellen, 2000). Adapun manfaat perusahaan yang berperilaku etis adalah:
1.      Suatu perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan reputasi.
2.      Kerangka kerja yang kokoh memandu para manajer dan karyawan perusahaan sewaktu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja perusahaan yang semakin komplek.
3.      Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab sosial mendapatkan rasa hormat dari stakeholder.
4.      Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab sosial dapat menambah uang dalam bisnis mereka.
Secara logika ekonomi (pencarian laba) mendominasi dalam pengambilan keputusan bisnis, tetapi keputusan tersebut juga memiliki konsekuensi terhadap kemanusiaan (pekerja, supplier, konsumen, maupun kehidupan sosial), seperti: Kelalaian nuklir, penggajian berbeda karena ras. Konsekuensi pengambilan keputusan tersebut akan menentukan eksistensi perusahaan kedepan. Keputusan etika yang tepat yang sesuai dengan keinginan perusahaan kedepan. Keputusan etika yang tepat yang sesuai dengan keinginan perusahaan dan stakeholders akan memberikan beberapa keuntungan seperti reputasi yang baik.

B.      Prinsip-prinsip etika dan perilaku bisnis
Secara umum, etika bisnis merupakan acuan cara yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, bisnis etika memiliki prinsip-prinsip umum yang dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan bisnis yang dimaksud. Adapun prinsip-prinsip etika bisnis tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Prinsip otonomi: adalah bahwa perusahaan secara bebas memiliki kewenangan sesuai dengan bidang garap yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dipunyainya. Misalnya perusahaan tidak tergantung pada pihak lain untuk mengambil keputusan, tetapi perusahaan memiliki kekuatan tertentu sesuai dengan misi dan visi yang diembannya dan tidak bertentangan dengan pihak lain.
2.      Prinsip kejujuran: nilai kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Kegiatan bisnis akan berhasil dengan gemilang jika dikelola dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran misalnya penawaran barang dengan kualitas dan fakta riil seperti produk yang dibuat dan dipasarkan harus benar-benar mencerminkan produk yang sesuai dengan fakta, tidak terdapat unsur manipulasi misalnya barang yang berkualitas rendah dinyatakan sebagai barang berkualitas tinggi.
3.      Prinsip tidak berniat jahat: bisnis didirikan dengan maksud untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, konsumen, dll.
4.      Prinsip keadilan: prinsip keadilan yang dipergunakan untuk mengukur bisnis menggunakan etika bisnis adalah keadilan bagi semua pihak yang terkait. Semua pihak terkait harus mendapatkan akses layak dari bisnis. Tolak ukur yang dipakai menentukan atau memberikan kelayakan sesuai dengan ukuran-ukuran umum yang telah diterima oleh masyarakat bisnis dan umum. Contoh: memberi upah yang lalyak bagi para pegawai, memberi harga yang sesuai dengan kualitas produk,
5.      Prinsip hormat pada diri sendiri: pengertian prinsip ini merupakan tindakan bisnis yang dampaknya berpulang kembali kepada bisnis itu sendiri. Jika bisnis memberikan kontribusi yang menyenangkan bagi masyarakat, tentu masyarakat akan memberi respon yang sama. Contoh: jika manajemen perusahaan memiliki falsafah kerja dan berorientasikan kepuasan kepada pelanggan, maka dapat dipastikan para pelanggan akan makin fanatis teradap perusahaan.

C.    Filosofi Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Etika adalah tatanan nilai moral dan standar perilaku yang membentuk dasar bagi orang-orang dalam suatu organisasi  sewaktu mereka membuat keputusan dan berinteraksi dengan pihak stakeholder dalam membuat perusahaan. Etika merajuk pada prinsip-prinsip perilaku yang membedakan antara baik, buruk, benar, dan salah (Cullen & Jhon, 2005). Tujuan etika ada;ah memungkinkan individu membuat berbagai pilihan diantara perilaku, karena tindakan individu menjadi lebih terkait terhadap yang lain, contohnya ketika manajer lebih bertanggung jawab terhadap stakeholders.
Banyak praktik manajemen perusahaan yang bahan kajian mejadi dengan mudah mendapatkan masalah dalam tindakan tidak etis dan ilegal. Praktik-praktik yang sampai sekarang masih dipertanyakan dan menjadi bahan kajian/penelitian antara lain:
1.      Kelalaian praktik manajemen pada tenaga nuklir, persenjataan, dan pabrik bahan kimia serta limbah industri
2.      Menolak memberikan perlindungan, pinjaman kepada minoritas
3.      Pembuangan limbah yang tidak pada tempatnya
4.      Produksi dan penjualan produk rusak
5.      Keselamatan kerja dan kejahatan ekonomi sosial
6.      Diskriminasi dalam suku, agama.
Membangun suatu reputasi etis yang kokoh bagi bisnis memerlukan waktu yang lama. Walaupun perusahaan menerapkan panduan untuk perilaku etis/standar etika, keputusan akhir terletak pada perseorangan, tindakan manajer perusahaan dalam pengambilan keputusan etika mnentukan reputasi suatu perusahan.
Dari sudut pandang strategi, sutu perusahaan wajib mempertimbangkan tanggung jawab sosial di mana bisnis menjafi bagiannya.  Hunger & Whellen  (2000) menyampaikan argumen yang berkaitan dengan perilaku manajemen perusahaan dalalm etika dan tanggung jawab adalah:
1.      Moralitas: perusahaan harus bertanggung jawab kepada stakeholders karena hal ini merupakan hal yang benar baik secara profesional maupun agama.
2.      Pemurnian kepentingan diri sendiri: pertanggungjawaban atas dasar kompensasi
3.      Teori investasi: reputasi memberikan keuntungan dalam jangka panjang
4.      Mempertahankan otonomi
Filosofi moral sebagai sebuah bahasa dan struktur berfikir mendasari keputusan etika dan dilema. Donaldson (1992) mengungkapkan bahwa etika bisnis merupakan dasar perilaku anggota dalam membuat keputusan dan pilihan etika jika ingin terjun dalam bisnis. Jhon (2005; 110) mengidentifikasi area/ranah etika dan tanggung jawab sosial pada perusahaan nasional maupun multinasional dengan mengutamakan stakeholder dan issues strategi serta aktivitas etika dan tanggung jawab sosial. Dalam pengambilan keputusan etika banyak model dapat digunakan untuk membuat keputusan etika. Ada 10 prinsip etika yang mengarahkan perilaku (Zimmerer, 1996 & Michael Josephson, 1998):
         Kejujuran
         Integritas; memegang prinsip kebenaran, terhormat, penuh pendirian.
         Memelihara janji; mentaati janji, berkomitmen dan dapat dipercaya.
         Kesetiaan; hormat dan loyal terhadap perusahaan, stakeholder, dll
         Kewajaran/keadilan; berlaku adil, toleransi terhadap keberagaman.
         Suka membantu orang lain; memiliki belas kasihan terhadap orang lain
         Hormat kepada orang lain; menghormati hak dan kebebasan orang lain
         Bertanggung jawab; menaati aturan-aturan yang ada, penuh kesadaran sosial
         Mengejar keunggulan; melakukan kegiatan dengan baik sesuai kemampuan dan kompetensi.
         Dapat dipertanggungjawabkan; segala kegiatan dapat dipertanggung jawabkan secara moral, legal formal.

D.    Keputusan etika dan tanggung jawab sosial
Dalam menjalankan bisnis seorang wirausaha memiliki kepentingan dengan berbagai pihak (pihak internal dan eksternal) yang tentunya dapat mempengaruhi keputusan dan masa depan usahanya. Sehingga secara tidak langsung seorang wirausaha memiliki tanggung jawab terhadap semua pihak yang bersangkutan. Tanggung jawab sosial merupakan kewajiban untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan yang akan meningkatkan kesejahteraan.
Untuk memahami peran etika di dalam lingkungan bisnis, kita perlu menggunakan etika dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan etis dapat menumbuhkan kepercayaan bagi hubungan antara para pelanggan, karyawan dan perusahaan lain.
Selain etika, yang juga sama penting ialah pertanggungjawaban sosial perusahaan. Etika sangat berpengaruh pada tingkah laku individual. Tanggung jawab sosial mencoba menjebatani komitmen individu dan kelompok dalam suatu lingkungan social seperti pelanggan, perusahaan lain, karyawan, investor, dan alam.
Menurut  Zimmerer, ada beberapa pertanggung jawaban perusahaan, yaitu:
        Tanggung jawab terhadap lingkungan.
Perusahaan harus ramah lingkungan. Artinya perusahaan harus menjaga dan memelihara lingkungan.
        Tanggung jawab terhadap karyawan.
Mendengarkan keluhan karyawan, memberikan pelatihan demi kemajuan kinerja aryawan, dll
        Tanggung jawab terhadap pelanggan.
Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas, memberikan harga yang adil dan wajar sesuai dengan kualitas, juga melindungi hak-hak pelanggan.
        Tanggung jawab terhadap investor
Menyiapkan pengembalian (return) investasi yang menarik, melaporakn kinerja keuangan kepada investor seakurat dan setepat mungkin.
        Tanggung jawab terhadap masyarakat.
Bertanggung jawab dengan memberikan kontribusi terhadap masyarakat.

E.     Cara-cara mempertahankan standar etika
Cara-cara dalam mempertahankan standar etika:
         Ciptakan kepercayaan perusahaan; menetapka nilai-niali perusahaan yang mendasari tanggung jawab etika terhadap pemilik kepentingan.
         Kembangkan kode etik; membuat pernyataan tertulis mengenai standar perilaku dan prinsip etis. Ada perilaku yang diharapkan dapat menjadi panduan konkrit kepada pihak manajemen bagaimana berperilaku etis.
         Jalankan kode etik secara adil dan konsisten; jalankan perilaku etis setiap hari dan memberikan hukuman bagi yang melanggar kode etik.
         Lindungi hak perorangan; melindungi seseorang dengan kekuatan prinsip moral dan nilainya merupakan jaminan terbaik untuk menghindari penyimapang etika
         Adakan pelatihan etika; workshop merupakan alat untuk meningkatkan kesadaran para karyawan
         Lakukan audit etika secara periodik; audit dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas sistem etika
         Pertahankan standar tinggi tentang tingkah laku; berperilaku baik dalam oraganisasi.
         Etika dimulai dari atasan dan hindari contoh etika yang tercela; atasan haruslah menjadi teladan baik yang dapat dicontohi.
         Komunikasi dua arah; menciptakan komunikasi dua arah. Saling mendengarkan, saling memberi masukan dan pendapat.

         Melibatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika; karyawan diberi kesempatan untuk memberikan umpan balik tentang bagaimana standar etika dipertahankan.

1 comment: