Saturday, September 2, 2017

POKOK MASALAH PENELITIAN


A.   Masalah Dalam Penelitian Kualitatif
Meneliti merupakan suatu proses untuk menemukan suatu fakta. Meneliti membuat seseorang berusaha mencari, menemukan, menganalisis, menjelaskan dan menguraikan suatu peristiwa. Suatu peristiwa, kejadian, fenomena, ataupun peristiwa yang tampak menjadi suatu titik berangkat atau alasan seseorang melakukan penelitian
(Kaelan, 2012 dalam Ibrahim, 2015: 23). Artinya bahwa sebuah penelitian haruslah berdasarkan fakta, bukan rekaan. Dengan mengacu pada kenyataan yang ada, maka suatu penelitian dapat dilakukan untuk menemukan solusi ataupun penyelesaian yang juga masuk akal dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
sebagai titik berangkat penelitian, suatu realitias dapat dilihat dari dua faktor atau lebih yang saling berhubungan. Kejelasan suatu penelitian ialah tentang mengemukakan permasalahan dari suatu realitas fenomena yang ada, apalagi untuk sebuah penelitian lapangan (seperti penelitian kualitatif). Jika suatu penelitian terkait dengan kehidupan bermasyarakat, maka akan menjadi hal penting bagi peneliti untuk melakukan kunjungan lapangan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat melakukan penelitian pendahuluan terlebih dahulu, untuk memastikan bahwa benar terdapat fenomena yang nyata dan benar sehingga dapat diteliti.
Segi paling penting dalam penelitian adalah masalah penelitian. Menurut Locke, dkk (dalam Subagyo, 2004: 180), masalah adalah pengalaman tidak memuaskan yang dihadapi. Situasi yang tidak memuaskan tentu harus membuat peneliti merasa benar-benar tidak puas sehingga dapat menjadi suatu permasalahan yang memicu dilakukannya penelitian. Masalah yang tidak memuaskan dapat muncul dalam praktik ataupun dalam mengamati teori yang ada. Moleong (2006) menjelaskan bahwa masalah merupakan keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda tanya (dalam Ibrahim, 2015: 25).  Penulis sendiri merumuskan masalah sebagai suatu kejadian nyata yang tidak sesuai dengan idealitas sehingga menimbulkan pertanyaan-pertanyaan.
Dalam penelitian kualitatif, pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam sebuah fenomena atau kejadian memungkinkan peneliti untuk menetapkan fokus penelitiannya.

B.   Fokus Penelitian
Selain masalah penelitian, fokus penelitian juga merupakan hal penting dalam sebuah penelitian. Fokus merupakan suatu titik terang, sasaran, pusat perhatian, arah, maupun orientasi terhadap suatu hal (Echol & Shadly, 2000 dalam Ibrahim, 2015: 26). Fokus penelitian dapat dipahami sebagai:
  1. Objek yang dipilih dan dijadikan sebagai sasaran peneliitian,
  2. Titik pusat dimana penelitian akan dilakukan
  3. Orientasi penelitian yang akan dilakukan
Sebagai pilihan aspek, orientasi, objek dalam sebuah penelitian, fokus tentu saja akan mengarahkan peneliti dalam mengamati, mengakaji, menganalisis, dan menjelaskan fenomena yang diteliti.
Peneliti secara subjektif dapat menetapkan fokus dalam meneliti sebagai titik pusat atas penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian kualitatif, fokus penelitian tentu saja sangat terbuka. Artinya bahwa peneliti tidak harus terpaku pada teori atau paradigma tertentu.

C.   Bentuk Rumusan Masalah
Setiap penelitian selalu berangkat dari masalah.  Ketika peneliti mendapati suatu ketidakpuasan dalam sebuah fenomena realitas, maka faktor utama yang dilakukan peneliti ialah merumuskan masalah apa yang nantinya akan diteliti.
Dalam penelitian kuantitatif, masalah yang diteliti haruslah jelas, spesifik, dan tidak berubah. Lain hanya dengan penelitian kualitatif, bahwa masalah yang dibawa oleh peneliti masih abstrak, belum jelas. Sehingga masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara, dan dapat berkembang seiring berjalannya penelitian di lapangan.
Ada tiga kemungkinan yang akan terjadi dalam penelitan kualitatif terhadap masalah yang dibawa oleh peneliti, yakni:
1.    Masalah yang dibawa oleh peneliti adalah tetap. Sehingga dari awal penelitian hingga akhirnya adalah tetap, tidak berubah atau berkembang.
2.    Masalah yang dibawa peneliti telah mengalami perkembangan, yakni memperluas atau memperdalam masalah yang telah disiapkan.
3.    Masalah yang dibawa peneliti telah mengalami perubahan total. Artinya bahwa peneliti akhirnya mengganti masalah awal yang telah disiapkan dengan masalah baru.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti dapat merubah masalah setelah memasuki lapangan atau tempat penelitian, itu berarti peneliti tersebut sangat memperhatikan dan mendalami realita fenomena yang terjadi secara baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa peneliti telah melepaskan pemikiran awalnya dan secara mendalam melihat realita fenomena sesuai dengan apa yang terjadi pada situasi sosial yang diteliti.
Dengan melihat dan memahami dengan jelas fenomena yang ada, maka peneliti dapat menyatakannya dalam bentuk kalimat yang tepat, sehingga terhindar dari salah pengertian. Maksud penelitian dapat dicakup dalam rumusan masalah. Pada penelitian kualitatif, rumusan masalah dapat berupa penjelasan mengenai pernyataan maksud dan arah penelitian. Rumusan masalah hendaknya lengkap, tidak hanya berupa pokok. Peneliti haarus memperhatikan setiap ide, membaca frasa demi frasa, membuang kata-kata yang berlebihan, dan harus memerhatikan penggunaan tanda baca.
Terdapat tiga bentuk rumusan masalah berdasarkan level of explanation suatu gejala, yaitu:
1.    Rumusan masalah deskriptif: suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.
2.    Rumusan masalah komparatif: rumusan masalah yang memandu peneliti untuk membandingkan antara konteks sosial atau domain satu dibandingkan dengan yang lain.
3.    Rumusan masalah asosiatif (hubungan): rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi sosial atau domain satu dengan yang lainnya. Rumusan masalah asosiatif dibagi menjadi tiga yaitu: hubungan simetris, kausal, dan reciprocal (interaktif).
“Hubungan simetris adalah hubungan suatu gejala yang munculnya bersamaan sehingga bukan merupakan hubungan sebab akibat (interaktif). Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Hubungan ini merupakan salah satu asumsi dalam metode kuantitatif.  Selanjutnya hubungan reciprocal adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Dalam penelitian kualitatif hubungan yang diamati atau ditemukan adalah hubungan yang bersifat reciprocal atau interaktif” (Sugiyono, 2016: 290).
Dalam penelitian kualitatif, rumusan masalah yang merupakan fokus penelitian masih bersifat sementara dan dapat berkembang setelah peneliti masuk ke lapangan. Akhirnya, bagaimanapun nantinya peneliti merumuskan masalahnya, rumusan masalah itu hendaknya membuat pembaca dapat dengan jelas mendeskripsi dan diyakinkan dengan apa yang ditanyakan. Sehingga dapat menuju pada penelitian yang dapat diteliti, dan menghasilkan jawaban yang dapat memperluas pengetahuan.

D.   Judul Penelitian Kualitatif
Judul penelitian pada umumnya disusun berdasarkan masalah yang ditetapkan. Judul penelitian haruslah sudah spesifik dan mencerminkan permasalahan dan variabel yang akan diteliti.

Dalam penelitian kualitatif, karena masalah yang dibawa ke lapangan masih bersifat sementara, maka judul dalam proposal pun masih bersifat sementara. Artinya setelah menelaah lebih dalam di lapangan, barulah peneliti mengembangkan masalah ataupun tetap pada permasalahan awal, dan kemudian merevisi kembali judul penelitiannya. Judul penelitian dalam penelitian kualitatif tidak harus mencerminkan permasalahan atau variabel yang diteliti, tetapi lebih mengusahakan untuk mengungkapkan fenomena dalam situasisosial secara lebih mendalam, serta menemukan hipotesis dan teori.

No comments:

Post a Comment