Sunday, August 20, 2017

PARADIGMA DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF


A.  Pengertian Metode Penelitian Kualitatif
Secara umum Metode Penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu dan kegunaan tertentu. Dari pengertian ini ditemukan empat kata yang bercetak miring, yakni: cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti suatu penelitian harus didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yakni rasional, empiris dan sistematis. Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yang valid. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti.

Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian bersifat: penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh, digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu. Pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
“Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas masalah atau informasi yang tidak diketahui dan kemudian menjadi tahu, memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah, dan mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi” (Sugiyono, 2016: 5).
“Di dalam penelitian terdapat metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Metode kuantitatif dan kualitatif sering dinamakan metode tradisional dan metode baru; metode positivistik dan metode postpositivistik; metode scientific dan metode artistic, metode konfirmasi dan temuan; serta kuantitatif dan interpretif, jadi metode kuantitatif sering dinamakan metode tradisional, positivistik, scientific, dan metode discovery. Selanjutnya metode kualitatif sering dinamakan sebagai metode baru, postpositivistik; artistic; dan interpretive research” (Sugiyono, 2016: 13).
Pada pembahasan ini akan dijelaskan secara khusus mengenai Metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistic, karena proses penelitian lebih bersifat seni (krang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan dilapangan.
“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (penggabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi” (Sugiyono, 2016: 15).
Realitas dalam penelitian kualitatif tidak hanya yang tampak (teramati), tetapi sampai dibalik yang tampak tersebut. Misalnya melihat ada orang yang memancing; dalam penelitian kualitatif akan melihat yang lebih dalam mengapa ia memancing. Ia memancing mungkin unutk menghilangkan stress, dari pada menganggur, atau mencari teman. Jadi realitas itu merupakan konstruksi atau interpretasi dari pemahaman terhadap semua data yang tampak di lapangan.

B.  Paradigma Penelitian Kualitatif
Apa itu paradigma penelitian kualitatif? Mengapa kita perlu memahami arti penting paradigma sebuah penelitian? “Apabila seseorang mengadakan penelitian, secara sadar atau tidak dalam dirinya ada cara memandang hal atau peristiwa tertentu. Mengapa dia bertindak dan berperilaku demikian? Tidak lain karena dalam dirinya sudah terbentuk satu perangkat kepercayaan yang didasarkan atas asumsi-asumsi tertentu yang dinamakan aksioma atau paradigma. Cara memandang demikian merupakan paradigma, dan jika seseorang mengadakan penelitian kualitatif, ia perlu mendalami paradigma yang menyertainya” (Moleong, 2006: 48 dalam Ibrahim, 2015: 9). Dari pernyataan ini, dapat dipahami bahwa paradigma ialah menyangkut cara pandang, kepercayaan atas asumsi-asumsi tertentu.
Dalam konteks penelitian, maka paradigma kualitatif ialah cara pandang, atau kepercayaan atas asumsi-asumsi kerja penelitian kualitatif. Paradigma juga dipahami sebagai cara mendasar dalam membuat persepsi, berfikir, menilai, dan melakukan yang hal yang berkaitan dengan visi realitas. Artinya seorang peneliti akan mampu bekerja dan melakukan penelitiannya dengan benar, sesuai dengan cara kerja penelitian kualitatif yang bersifat naturalistic, subjektif, dan holistik.
Beberapa ahli menjelaskan bahwa paradigma penelitan adalah cara pandang, kepercayaan, asumsi, konsep, proposisi, atau persepsi yang mendasari pikiran dan cara kerja dalam penelitian (Bogdan & Biklen, 1982; Harmon, 1970; Capra, 1996). Sehingga dapat dikatakan bahwa paradigma penelitian kualitatif adalah cara pandang, kepercayaan, asumsi, konsep, proporsisi, atau persepsi mengenai cara kerja penelitian yang bersifat naturalistik, dengan pendekatan subjektif, serta penilaian interpretif dan kontekstual (Ibrahim, 2015: 10).
Beberapa nilai paradigmatik penelitian kualitatif dilihat dari:
·         Dari sisi asumsi: paradigma kualitatif memandang bahwa kenyataan dibangun secara social, karena bersifat komplek, saling terkait, tidak bisa diukur secara matematis. Sebaliknya memerlukan pendekatan lebih dalam pada prosesnya.
·         Dari sisi maksud; paradigma penelitian kualitatif berpandangan bahwa memahami realitas sosial yang dinamis mesti dilakukan secara kontekstual, interpretif dan bersifat subjektif.
·         Dari sisi pendekatan; paradigma penelitian kualitatif dimulai dari lapangan dan berakhir dengan hipotesis (pernyataan ilmiah) dan teori lapangan (grounded).
·         Dari sisi peranan peneliti; paradigma penelitian kualitatif menempatkan peneliti sebagai pribadi yang terlibat secara keseluruhan dalam proses penelitian, dalam relasi yang bersifat empatik.
·         Dari sisi design; paradigma penelitian kualitatif meyakini bahwa perencanaan penelitian bersifat umum, garis besar saja, fleksibilitas, dan mungkin berubah atau mengalami perkembangan dan penyempurnaan bersamaan dalam proses penelitian.

C.  Karakteristik Penelitian Kualitatif
Sebuah penelitian kualitatif yang memiliki paradigma yang jelas, tentu penting untuk memahami beberapa karakteristik penelitian kualitatif. Karakteristik penelitian kualitatif menjadi ciri atau sifat yang membedakan dari penelitian lainnya. Ciri atau sifat penelitian kualitatif itu kemudian dijelaskan sebagai berikut:
1.      Perbedaan dari sisi aksioma
Aksioma adalah pandangan dasar, yang meliputi realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti, hubungan variable, kemungkinan generalisasi dan peranan nilai.
Sifat realitas
Penelitian kualitatif yang bersifat holistic dan lebih menekankan proses, melihat hubungan antar variable (aspek) yang diteliti lebih bersifat interaktif atau saling mempengaruhi (reciprocal). Dalam hal ini, tidak bias dipastikan mana yang bis mempengaruhi dan dipengaruhi.

Kemungkinan Generalisasi
Penelitian kualitatif tidak melakukan generalisasi, melainkan mengejar kedalaman informasi, sehingga sampai ketingkat makna. Oleh sebab itu penelitian kualitatif hanya mengenal istilah transferability atau keteralihan.

Peranan Nilai
Dalam penelitian kualitatif, interaktif antara peneliti dengan yang diteliti terbangun dengan baik, sebab keduanya sama-sama memiliki latarbelakang, pandangan, keyakinan, nilai, kepentingan, dan persepsi yang saling berbeda, sehingga dalam keseluruhan proses, penelitian terikat dengan dengan nilai-nilai tersebut.

2.      Perbedaan dari sisi proses penelitian
Dari sisi proses, perbedaan penelitian kualitatif dengan kuantitatif juga dapat dilihat dengan jelas. Beberapa perbedaan dari sisi proses dapat dijelaskan sebagai berikut:


Titik Berangkat Penelitian
Penelitian kualitatif diumpamakan sebagaimana orang yang mau piknik, yang baru tahu tempat tujuan piknik, tapi belum tahu secaradetail apa saja yang menarik di tempat itu. Ia baru tahu setelah tiba di tempat piknik, setelah melihat situasi dan kondisi objek. Dari pengalaman inilah kemudian ia bias melaporkan dan mendeskripsikan apa dan bagaimana tempat lokasi piknik tersebut. Deskripsi inilah yang akhirnya dapat menjadi konsep atau teori mengenai bentuk, hakikat, dan makna suatu objek. Oleh karena itu penelitian kualitatif disebut sebagai penelitian yang bermula dari lapangan dan berakhir dengan menemukan teori atau konsep baru.

Cara kerja penelitian
Cara kerja dalam penelitian kualitatif lebih bersifat mengalir, berproses, menyesuaikan dengan situasi dan kondisi lapangan (konteks alamiah/naturalistik), dan bersifat spesifik (khas). Penelitian kualitatif tidak menguji teori atau hipotesis, namun mengamati, memahami, dan menafsirkan realitas secara baik, cermat, komprehensif, dan mendetail hingga diperoleh sebuah pemahaman atau tafsiran yang baik dan sistematis mengenai realitas yang diteliti.
Dalam penelitian kualitatif tidak ada ukuran yang jelas dan pasti (matematis dan statistik). Yang ada ialah tafsiran subjektif peneliti dalam memahami dan menafsirkan realitas yang diteliti. Mulai dari menentukan fokus hingga pemilihan metode dan teknik adalah bersifat alamiah (natural), karena itu penelitian kualitatif juga disebut sebagai penelitian dengan pendekatan subjektif dan naturalistik.



Titik akhir penelitian
Sebuah penelitian dianggap selesai jika persoalan yang menjadi focus penelitian sudah dapat dijelaskan secara sistematis dan komprehensif, rinci, dan mendalam. Dengan kata lain, penjelasan naratif dan deskriptif yang detail, rinci, sistematis, argumentative, jelas, dan mudah dipahami menjadi kekuatan hasil penelitian kualitatif. Karena itu, proses pemilahan data dan informasi yang baik (mulai dari reduksi, display dan verifikasi) hingga uraian yang baik dan sistematis menjadi bagian integral dan tak terpisahkan dalam menentukan kualitas hasil penelitian kualitatif.
Apa yang menjadi jawaban dari pertanyaan penelitian, baik utama maupun penjabaran dapat dijelaskan dengan baik, detil, jelas, dan komprehensif menjadi ukuran berakhirnya penelitian kualitatif.

D.  Pernyataan Aksiomatik Penelitian Kualitatif
Pernyataan aksiomatik adalah sebuah konklusi pemahaman yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan mengenai paradigma dan karakteristik penelitian kualitatif. Pernyataan aksiomatikini diharapkan dapat menjadi panduan dalam memahami hakikat paradigm dan karakteristik penelitian kualitatif.

Jelasnya, paradigma penelitian kualitatif adalah sekumpulan kepercayaan, konsep, cara pandang dan asumsi-asumsi terhadap realitas yang diteliti dan cara kerja penelitian yang bersifat alamiah yang menuntun cara kerja seorang peneliti dan sekaligus menjadi acuan akhir dari sebuah penelitian yang dilakukan. Dengan memahami paradigma maka peneliti mampu untuk mengembangkan penelitian kualitatif di lapangan.

Download file pdf :
PARADIGMA DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF

No comments:

Post a Comment