A. Pengertian Metode Penelitian Kualitatif
Secara umum Metode Penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu dan kegunaan
tertentu. Dari pengertian ini ditemukan empat kata yang bercetak miring, yakni:
cara ilmiah, data, tujuan, dan
kegunaan. Cara ilmiah berarti suatu penelitian harus didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan, yakni rasional, empiris dan sistematis. Data yang diperoleh melalui
penelitian adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yang
valid. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya
terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti.
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan
tertentu. Secara umum tujuan penelitian bersifat: penemuan, pembuktian, dan
pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah
data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian
berarti data yang diperoleh, digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan
terhadap informasi atau pengetahuan tertentu. Pengembangan berarti memperdalam
dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
“Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan
hasilnya. Secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Memahami berarti
memperjelas masalah atau informasi yang tidak diketahui dan kemudian menjadi
tahu, memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah, dan mengantisipasi
berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi” (Sugiyono, 2016: 5).
“Di dalam penelitian terdapat metode penelitian
kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Metode kuantitatif dan kualitatif
sering dinamakan metode tradisional dan metode baru; metode positivistik dan
metode postpositivistik; metode scientific
dan metode artistic, metode konfirmasi
dan temuan; serta kuantitatif dan interpretif, jadi metode kuantitatif sering
dinamakan metode tradisional, positivistik, scientific,
dan metode discovery. Selanjutnya
metode kualitatif sering dinamakan sebagai metode baru, postpositivistik; artistic; dan interpretive research” (Sugiyono, 2016: 13).
Pada pembahasan ini akan dijelaskan secara khusus
mengenai Metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif dinamakan
sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan
postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini
disebut juga sebagai metode artistic, karena proses penelitian lebih bersifat
seni (krang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil
penelitian lebih berkenan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan
dilapangan.
“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik
pengumpulan dengan trianggulasi (penggabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi” (Sugiyono, 2016: 15).
Realitas dalam penelitian kualitatif tidak hanya yang
tampak (teramati), tetapi sampai dibalik yang tampak tersebut. Misalnya melihat
ada orang yang memancing; dalam penelitian kualitatif akan melihat yang lebih
dalam mengapa ia memancing. Ia memancing mungkin unutk menghilangkan stress,
dari pada menganggur, atau mencari teman. Jadi realitas itu merupakan
konstruksi atau interpretasi dari pemahaman terhadap semua data yang tampak di
lapangan.
B. Paradigma Penelitian Kualitatif
Apa itu paradigma penelitian kualitatif? Mengapa kita
perlu memahami arti penting paradigma sebuah penelitian? “Apabila seseorang
mengadakan penelitian, secara sadar atau tidak dalam dirinya ada cara memandang
hal atau peristiwa tertentu. Mengapa dia bertindak dan berperilaku demikian?
Tidak lain karena dalam dirinya sudah terbentuk satu perangkat kepercayaan yang
didasarkan atas asumsi-asumsi tertentu yang dinamakan aksioma atau paradigma.
Cara memandang demikian merupakan paradigma, dan jika seseorang mengadakan
penelitian kualitatif, ia perlu mendalami paradigma yang menyertainya”
(Moleong, 2006: 48 dalam Ibrahim, 2015: 9). Dari pernyataan ini, dapat dipahami
bahwa paradigma ialah menyangkut cara pandang, kepercayaan atas asumsi-asumsi
tertentu.
Dalam konteks penelitian, maka paradigma kualitatif
ialah cara pandang, atau kepercayaan atas asumsi-asumsi kerja penelitian
kualitatif. Paradigma juga dipahami sebagai cara mendasar dalam membuat
persepsi, berfikir, menilai, dan melakukan yang hal yang berkaitan dengan visi
realitas. Artinya seorang peneliti akan mampu bekerja dan melakukan
penelitiannya dengan benar, sesuai dengan cara kerja penelitian kualitatif yang
bersifat naturalistic, subjektif, dan holistik.
Beberapa ahli menjelaskan bahwa paradigma penelitan
adalah cara pandang, kepercayaan, asumsi, konsep, proposisi, atau persepsi yang
mendasari pikiran dan cara kerja dalam penelitian (Bogdan & Biklen, 1982;
Harmon, 1970; Capra, 1996). Sehingga dapat dikatakan bahwa paradigma penelitian
kualitatif adalah cara pandang, kepercayaan, asumsi, konsep, proporsisi, atau
persepsi mengenai cara kerja penelitian yang bersifat naturalistik, dengan
pendekatan subjektif, serta penilaian interpretif dan kontekstual (Ibrahim,
2015: 10).
Beberapa nilai paradigmatik penelitian kualitatif
dilihat dari:
·
Dari sisi asumsi: paradigma kualitatif memandang
bahwa kenyataan dibangun secara social, karena bersifat komplek, saling terkait,
tidak bisa diukur secara matematis. Sebaliknya memerlukan pendekatan lebih
dalam pada prosesnya.
·
Dari sisi maksud; paradigma penelitian
kualitatif berpandangan bahwa memahami realitas sosial yang dinamis mesti
dilakukan secara kontekstual, interpretif dan bersifat subjektif.
·
Dari sisi pendekatan; paradigma penelitian
kualitatif dimulai dari lapangan dan berakhir dengan hipotesis (pernyataan
ilmiah) dan teori lapangan (grounded).
·
Dari sisi peranan peneliti; paradigma penelitian
kualitatif menempatkan peneliti sebagai pribadi yang terlibat secara
keseluruhan dalam proses penelitian, dalam relasi yang bersifat empatik.
·
Dari sisi design; paradigma penelitian
kualitatif meyakini bahwa perencanaan penelitian bersifat umum, garis besar
saja, fleksibilitas, dan mungkin berubah atau mengalami perkembangan dan
penyempurnaan bersamaan dalam proses penelitian.
C. Karakteristik Penelitian Kualitatif
Sebuah penelitian kualitatif yang memiliki paradigma
yang jelas, tentu penting untuk memahami beberapa karakteristik penelitian
kualitatif. Karakteristik penelitian kualitatif menjadi ciri atau sifat yang
membedakan dari penelitian lainnya. Ciri atau sifat penelitian kualitatif itu
kemudian dijelaskan sebagai berikut:
1.
Perbedaan dari sisi aksioma
Aksioma adalah pandangan dasar, yang meliputi
realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti, hubungan variable,
kemungkinan generalisasi dan peranan nilai.
Sifat
realitas
Penelitian
kualitatif yang bersifat holistic dan lebih menekankan proses, melihat hubungan
antar variable (aspek) yang diteliti lebih bersifat interaktif atau saling
mempengaruhi (reciprocal). Dalam hal ini, tidak bias dipastikan mana yang bis
mempengaruhi dan dipengaruhi.
Kemungkinan
Generalisasi
Penelitian
kualitatif tidak melakukan generalisasi, melainkan mengejar kedalaman
informasi, sehingga sampai ketingkat makna. Oleh sebab itu penelitian
kualitatif hanya mengenal istilah transferability atau keteralihan.
Peranan Nilai
Dalam
penelitian kualitatif, interaktif antara peneliti dengan yang diteliti
terbangun dengan baik, sebab keduanya sama-sama memiliki latarbelakang,
pandangan, keyakinan, nilai, kepentingan, dan persepsi yang saling berbeda,
sehingga dalam keseluruhan proses, penelitian terikat dengan dengan nilai-nilai
tersebut.
2.
Perbedaan dari sisi proses penelitian
Dari
sisi proses, perbedaan penelitian kualitatif dengan kuantitatif juga dapat
dilihat dengan jelas. Beberapa perbedaan dari sisi proses dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Titik
Berangkat Penelitian
Penelitian kualitatif diumpamakan sebagaimana orang yang mau piknik, yang
baru tahu tempat tujuan piknik, tapi belum tahu secaradetail apa saja yang
menarik di tempat itu. Ia baru tahu setelah tiba di tempat piknik, setelah
melihat situasi dan kondisi objek. Dari pengalaman inilah kemudian ia bias melaporkan
dan mendeskripsikan apa dan bagaimana tempat lokasi piknik tersebut. Deskripsi
inilah yang akhirnya dapat menjadi konsep atau teori mengenai bentuk, hakikat,
dan makna suatu objek. Oleh karena itu penelitian kualitatif disebut sebagai
penelitian yang bermula dari lapangan dan berakhir dengan menemukan teori atau
konsep baru.
Cara kerja
penelitian
Cara
kerja dalam penelitian kualitatif lebih bersifat mengalir, berproses,
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi lapangan (konteks alamiah/naturalistik),
dan bersifat spesifik (khas). Penelitian kualitatif tidak menguji teori atau
hipotesis, namun mengamati, memahami, dan menafsirkan realitas secara baik,
cermat, komprehensif, dan mendetail hingga diperoleh sebuah pemahaman atau
tafsiran yang baik dan sistematis mengenai realitas yang diteliti.
Dalam
penelitian kualitatif tidak ada ukuran yang jelas dan pasti (matematis dan
statistik). Yang ada ialah tafsiran subjektif peneliti dalam memahami dan
menafsirkan realitas yang diteliti. Mulai dari menentukan fokus hingga
pemilihan metode dan teknik adalah bersifat alamiah (natural), karena itu
penelitian kualitatif juga disebut sebagai penelitian dengan pendekatan
subjektif dan naturalistik.
Titik akhir
penelitian
Sebuah
penelitian dianggap selesai jika persoalan yang menjadi focus penelitian sudah
dapat dijelaskan secara sistematis dan komprehensif, rinci, dan mendalam.
Dengan kata lain, penjelasan naratif dan deskriptif yang detail, rinci,
sistematis, argumentative, jelas, dan mudah dipahami menjadi kekuatan hasil
penelitian kualitatif. Karena itu, proses pemilahan data dan informasi yang
baik (mulai dari reduksi, display dan verifikasi) hingga uraian yang baik dan
sistematis menjadi bagian integral dan tak terpisahkan dalam menentukan
kualitas hasil penelitian kualitatif.
Apa
yang menjadi jawaban dari pertanyaan penelitian, baik utama maupun penjabaran
dapat dijelaskan dengan baik, detil, jelas, dan komprehensif menjadi ukuran
berakhirnya penelitian kualitatif.
D. Pernyataan Aksiomatik Penelitian Kualitatif
Pernyataan aksiomatik adalah sebuah konklusi pemahaman
yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan mengenai paradigma dan karakteristik
penelitian kualitatif. Pernyataan aksiomatikini diharapkan dapat menjadi
panduan dalam memahami hakikat paradigm dan karakteristik penelitian
kualitatif.
Jelasnya, paradigma penelitian kualitatif adalah
sekumpulan kepercayaan, konsep, cara pandang dan asumsi-asumsi terhadap
realitas yang diteliti dan cara kerja penelitian yang bersifat alamiah yang
menuntun cara kerja seorang peneliti dan sekaligus menjadi acuan akhir dari
sebuah penelitian yang dilakukan. Dengan memahami paradigma maka peneliti mampu
untuk mengembangkan penelitian kualitatif di lapangan.
Download file pdf :
PARADIGMA DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF
Download file pdf :
PARADIGMA DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF
No comments:
Post a Comment