A.
Metode
Penelitian
Dalam penelitian,
metode penelitian dikenal sebagai cara-cara yang ditempuh, dilakukan atau
dilalui dalam penelitian. Hal ini sesuai dengan makna metode yang berasal dari
dua kata: meta dan hodos. Meta berarti jalan, dan Hodos berarti dilalui atau
ditempuh. Dengan demikian metode dapat diartikan sebagai cara atau jalan yang
ditempuh.
Dalam konteks penelitian, metode dapat dimaknai sebagai cara-cara yang dilakukan dalam menempuh suatu penelitian. Artinya bahwa setiap penelitian akan menggunakan cara-cara tertentu yang akan ditempuh atau dilakukan dalam proses penelitiannya, baik sebagai tahapan, proses, maupun tujuan akhir.
Sebagai tahapan, artinya ada cara-cara tertentu yang terkait dengan tahapan, antara lain: tahapan pra lapangan, tahapan lapangan, hingga tahapan pasca lapangan. Sebagai proses artinya ada cara-cara tertentu yang terkait dengan proses penelitian dari awal hingga akhir, antara lain: merencanakan, memilih fokus, mengumpulkan data, menganalisis, dan menulis laporan. Sebagai hasil artinya ada cara-cara tertentu tertentu yang terkait dengan tujuan penelitian untuk mendeskripsikan, menguji coba (eksperimen), menjelajah, dan menemukan lebih lanjut (eksploratif) atau memperjelas bahkan memprediksi (eksplanatif), dan menemukan pemecahan masalah (problem solving), dan sebagainya.
Dalam konteks penelitian, metode dapat dimaknai sebagai cara-cara yang dilakukan dalam menempuh suatu penelitian. Artinya bahwa setiap penelitian akan menggunakan cara-cara tertentu yang akan ditempuh atau dilakukan dalam proses penelitiannya, baik sebagai tahapan, proses, maupun tujuan akhir.
Sebagai tahapan, artinya ada cara-cara tertentu yang terkait dengan tahapan, antara lain: tahapan pra lapangan, tahapan lapangan, hingga tahapan pasca lapangan. Sebagai proses artinya ada cara-cara tertentu yang terkait dengan proses penelitian dari awal hingga akhir, antara lain: merencanakan, memilih fokus, mengumpulkan data, menganalisis, dan menulis laporan. Sebagai hasil artinya ada cara-cara tertentu tertentu yang terkait dengan tujuan penelitian untuk mendeskripsikan, menguji coba (eksperimen), menjelajah, dan menemukan lebih lanjut (eksploratif) atau memperjelas bahkan memprediksi (eksplanatif), dan menemukan pemecahan masalah (problem solving), dan sebagainya.
Meskipun ada beragam
kemungkinan pilihan metode dalam penelitian, namun dalam bab ini akan
dijelaskan secara khusus empat metode yang sering digunakan dalam penelitian,
antara lain:
1. Metode
Deskriptif
Metode
deskriptif dapat diartikan sebagai metode sebuah penelitian yang melukiskan
variabel demi variabel satu demi satu, dengan mengumpulkan data secara
univarian, yang digunakan untuk mencari teori-teori tentatif, bukan menguji
teori. Secara bahasa, deskriptif adalah cara kerja yang sifatnya menggambarkan,
melukiskan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai variabel yang
diamati.
Dalam
konteks penelitian, metode deskriptif adalah cara kerja penelitian yang
dimaksudkan untuk menggambarkan atau memaparkan keadaan suatu objek (realitas
fenomena) secara apa adanya, sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat
penelitian itu dilakukan. Dengan demikian penelitian yang menggunakan metode
deskriptif dimaksudkan untuk melukiskan, atau memaparkan realitas objek yang
diteliti secara baik, utuh, jelas, dan sesuai dengan fakta yang tampak, tidak
mengada-ada, apalagi memanipulasi variabel sebagaimana pada metode eksperimen
(Ibrahim, 2015: 59).
2. Metode
Eksperimen
Metode
eksperimen memerlukan cara kerja yang bersifat manipulatif. Artinya bahwa ada
variabel penelitian yang dimanipulasi untuk menguji sebuah teori atau konsep
yang dijalankan. Metode eksperimen ditujukan untuk meneliti hubungan sebab
akibat dengan memanipulasi satu atau lebih variabel pada satu atau lebih
kelompok eksperimental dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang
tidak mengalami manipulasi. Metode eksperimen ditandai dengan tiga hal, yakni:
manipulasi, observasi dan kontrol. Manipulasi adalah mengubah secara sistematis
keadaan tertentu. Observasi adalah mengamati dan mengukur hasil manipulasi. Dan
kontrol adalah kegiatan mengendalikan kondisi-kondisi penelitian ketika
berlangsungnya manipulasi. Kontrol menjadi bagian yang penting dalam metode
eksperimen, agar supaya manipulasi dan observasi tidak menghasilkan data yang
meragukan. Dengan karakteristik ini, maka metode eksperimen sesungguhnya lebih
sering digunakan dalam penelitian kuantitatif, meskipun dalam penelitian
kualitatif juga dapat diterapkan (Ibrahim, 2015 60).
3. Metode
Eksploratif
Dalam
konteks penelitian, eksploratif adalah salah satu dari metode (cara kerja) yang
bisa digunakan dalam penelitian kualitatif. Dalam hal ini eksplorasi adalah
usaha untuk membentuk pengertian umum dan awal terhadap suatu realitas yang
diteliti, yang lebih mendalam dari sekedar penggambaran atau deskripsi. Metode
eksplorasi dalam penelitian kualitatif adalah cara kerja penelitian yang
dimaksudkan untuk menemukan lebih jauh dan mendalam terhadap
kemungkinan-kemungkinan lain dari permasalahan yang diteliti (Ibrahim,
2015:61).
4. Metode
Eksplanatif
Metode
eksplanatif merupakan suatu cara yang bermaksud menjelaskan kedudukan
variabel-variabel yang diteliti serta menjelaskan hubungan antara satu variabel
dengan variabel yang lain. Dalam konteks penelitian, metode eksplanasi
merupakan cara kerja penelitian yang lebih bersifat spesifik, dalam bentuk
penjabaran dan penjelasan aspek-aspek yang lebih detail dari variabel atau
fokus penelitian yang diteliti. Eksplanasi juga merupakan metode lanjutan dari
metode deskriptif, karena lebih rinci menjelaskan aspek variabel serta hubungan
antar variabel dalam penelitian (Ibrahim, 2015: 61).
B.
Populasi
dan Sampling
Berbicara tentang
penelitian, tentu ada persoalan data di dalamnya, yang mengharuskan peneliti
untuk memtikirkan tentang sumber datanya. Data merupakan bentuk jamak dari
datum yang dalam bahasa latin bermakna “sesuatu yang diberikan”. Menurut
Meolong (2006: 158), data adalah kata-kata atau tindakan yang relevan dengan
penelitian. Bungin (2013: 123) menjelaskan bahwa data merupakan bahan
keterangan tentang sesuatu objek penelitian yang berupa informasi dan fakta.
Menurut Kaelan (2012:73) data adalah makna yang terkandung dalam objek material
penelitian yang bersifat kompleks, ganda, dan holistik (dalam Ibrahim, 2015:
66). Ibrahim (2015:67) sendiri menjelaskan data sebagai segala bentuk
informasi, fakta dan realita yang terkait atau relevan dengan apa yang
dikaji/diteliti.
Dari rangkaian defenisi
para ahli di atas, maka penulis menyimpulkan data sebagai sumber informasi yang
berkaitan dengan penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Berdasarkan data yang
ada, peneliti harus mengambil keputusan mengenai populasi dan sampling. Dalam
penelitian kualitatif populasi dan sampling tidak digunakan namun lebih terkait
pada tempat (place), pelaku/orang (actors), dan aktivitas (activity) yang
berinteraksi secara sinergis dan relevan dengan apa yang dikaji atau diteliti.
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif
berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu. Sampel
dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden namun sebagai nara sumber
atau partisipan/informan.sampel dalam penelitian kualitatif disebut sebagai
sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah menghasilkan teori
(Sugiyono, 2016: 297-298).
Pada penelitian
kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu, melakukan observasi dan
wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu benar tentang situasi soasial
tersebut. penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara
purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu (Sugiyono,
2016: 299).
B.1.
Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian
kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling, dan snowball sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Snowball sampling
adalah teknik pengambilan sampel sumber data yang awalnya sedikit namun
lama-lama menjadi besar. Snowball
sampling merupakan teknik multi tahap, dimulai dari sedikit orang kemudian
membesar sehubungan dengan pergerakan penelitian. Snowball sampling kerap digunakan bersamaan dengan purposive sampling (Sugiyono, 2016:
300).
Penentuan sampel dalam
penelitian kualitatif sangat berbeda dengan penentuan sampel dalam penelitian
konvensional (kuantitatif). Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif tidak
didasarkan pada perhitungan statistik. Sampel yang dipilih berfungsi untuk
mendapatkan informasi yang maksimum, bukan digeneralisasikan. Penentuan sampel
dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan
selama penelitian berlangsung.
Dalam proposal
penelitian kualitatif, sampel sumber data yang dikemukakan masih bersifat
sementara, namun peneliti perlu menyebutkan siapa-siapa yang kemungkinan akan
digunakan sebagai sumber data atau nara sumber.
C.
Instrumen
Penelitian
Dalam
penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitan adalah
peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai human instrument harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif
siap melakukan penelitian yang selanjutnya turun ke lapangan. Validasi terhadap
peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian
kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti
untuk memasuki objek penelitian, baik secara akademik maupum logistiknya.
Peneliti
sebagai human instrument, berfungsi
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan
membuat kesimpulan atas temuannya.
Nasution
(1988) menyebutkan bahwa “dalam
penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai
instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum
mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian,
hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak
dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu
dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti,
maka tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat
satu-satunya yang dapat mencapainya” (dalam Sugiyono, 2016: 306-307).
Dalam
penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun setelah
fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian
sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data
yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.
D.
Teknik
Pengumpulan Data, Keterbatasan, dan Anggapan Dasar
Mengumpulkan data
adalah pekerjaan penting dan sangat menentukan dalam penelitian. Penelitian
yang berhasil adalah apabila data dapat dikumpulkan. Sebaliknya, jika data
tidak bisa didapatkan atau tidak dapat dikumpulkan, maka sebuah penelitian
dipandang tidak berhasil alias gagal.
Pentingnya pekerjaan
mengumpulkan data dalam sebuah penelitian juga menjadi alasan utama munculnya
berbagai tawaran teknik yang dapat dipilih dan digunakan oleh seorang peneliti
dalam mengumpulkan data.
Menurut Subagyo (2004:
228) metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif ialah
dengan wawancara, observasi, dan pemeriksaan dokumen. Menurut Ibrahim (2015:80)
metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ialah observasi, wawancara,
dokumentasi, dan focus group discussion.
Menurut Sugiyono (2016:310) pengumpulan data dalam penelitian kualitatif antara
lain; Observasi, Wawancara, pemeriksaan dokumen, dan triangulasi.
D.1.
Observasi
Secara terminologi,
observasi berasal dari istila inggris “Observation”
yang bermakna pengamatan, pandangan, pengawasan. Menurut Kaelan (2012: 100)
observasi adalah pengamatan atau peninjauan secara cermat. Menurut Bungin
(2013: 142), observasi adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan
pancaindera mata sebagai alat bantu utama, disamping indra lainnya seperti
telinga, hidung mulut, dan kulit. Oleh karena itu, observasi merupakan
kemampuan seseorang dalam menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja
pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.
Dalam penelitian
kualitatif, observasi dipahami sebagai pengamatan langsung terhadap objek,
untuk mengetahui kebenarannya, situasi, kondisi, konteks, ruang, serta maknanya
dalam upaya pengumpulan data suatu(Satori, 2009: 105).
Pentingnya observasi
sebagai salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif,
setidaknya didasari pada beberapa alasan (Guba & Lincoln, 1981):
- Teknik pengamatan
ini didasarkan atas pengalaman secara
langsung. Sebuah informasi, data dan fakta menjadi semakin dapat dipercaya
jika dapat disaksikan secara langsung melalui pengamatan yang dilakukan.
- Dengan mengamati
secara langsung, peneliti bukan saja dapat memahami data, fakta dan
informasi penelitian, melainkan juga mengerti proses yang terjadi,
termasuk mencatat atau mendokumentasikannya.
- Dengan mengamati,
seorang peneliti juga bisa melakukan varifikasi atau bahkan pembuktian
terhadap data, informasi dan fakta yang didapatkan dari teknik yang
lainnya.
- Dengan mengamati
secara langsung, seorang peneliti akan mungkin dapat memahami hal-hal yang
rumit dari data, yang biasanya
tidak terpahami.
- Pengamatan menjadi
pilihan penting jika dihadapkan pada situasi dan kondisi yang tidak
memungkinkan teknik lain diterapkan, seperti perilaku bayi yang masih
belum bisa berbicara.
Teknik pengumpulan data
observasi terdiri dari beberapa macam yaitu: Observasi partisipatif, observasi
terus terang, observasi tak terstruktur.
Dalam observasi partisipatif, peneliti
terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang diamati (nara sumber). Sambil melakukan
pengamatan, peneliti turut melakukan apa yang dikerjakan oleh nara sumber. Dengan
observasi partisipan ini, maka data yang akan diperoleh lebih lengkap, tajam,
dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak
(Sugiyono, 2016: 310).
Dalam observasi terus
terang atau tersamar, peneliti menyatakan secara terus terang kepada nara
sumber bahwa ia sedang melakukan penelitian. Sehingga yang diteliti mengetahui
sejak awal sampai akhir segala aktivitas peneliti. Tetapi ada masa dimana
peneliti juga tidak terus terang (tersamar) dalam observasi, hal ini
menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan
(Sugiyono, 2016: 312).
Observasi tak
testruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang
apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara
pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak
menggunakan instrumen yang telah baku.
D.2.
Wawancara
Wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan unut menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga bila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Dalam metode
wawancara, metode yang digunakan ialah wawancaraterstruktur, wawancara tidak
terstruktur dan wawancara semiterstruktur.
Wawancara terstruktur
digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam
mengumpulkan data, peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.
Wawancara semistruktur
termasuk dalam kategori in-depth interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih
bebas bila dibandingkan dengan wawancara
terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalh unutk menemukan permasalahan
secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara dimintai pendapat,
dan ide-idenya.
Wawancara tidak
terstruktur adalah wawancata yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun sistematis. Pedoman yang digunakan hanya
berupa gari besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara tidak
terstruktur sering digunakan dalam penelitian pendahuluan. Pada penelitian
pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu
atau permasalahan yang ada pada objek, sehingga peneliti dapat menentukan secara
pasti permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti.
D.3.
Pemeriksaan Dokumen
Dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berupa tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang
berbentuk gambar misalnya, foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang
berbentuk karya misalnya karya seni yang berupa gambar, patung, film, dan
lain-lain. Dalam penelitian kualitatif Studi dokumen merupakan pelengkap dati
metode observasi dan wawancara. Hasil observasi
dan wawancara akan lebih kredibel kalau didukung oleh sejara pribadi,
autobiografi ataupun gambar/ foto.
D.4.
Triangulasi
Triangulasi diartikan
sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan diri dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti
mengumpulkan data dengan metode triangulasi, maka sebenarnya peneliti
mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data. Teknik triangulasi
berati peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan data dari sumber yang sama.
No comments:
Post a Comment