Monday, January 14, 2019

PENGUJIAN HIPOTESIS


Istilah hipotesis berasal dari Bahasa yunani, yaitu dari kata hypo dan thesis. Hypo berarti sementara, atau kurang kebenarannya, atau masih lemah kebenarannya. Sementara thesis artinya pernyataan atau teori. Sehingga dapat disampaikan bahwa hipotesis merupakan sebuah teori atau pernyataan yang bersifat sementara atau yang masih kurang kebenarannya. Karena hipotesis adalh penyataan sementara atau pernyataan yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya. Untuk menguji kebenaran sebuah hipotesis dapat digunakan pengujian yang disebut pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis akan membawa pada kesimpulan apakah menolak atau menerima hipotesis.

A.  Dua Macam Kesalahan
Dalam pengujian hipotesis biasanya terjadi dua macam kesalahan, yaitu:
1.      Kesalahan tipe 1, yaitu menolak hipotesis yang seharusnya tidak ditolak.
2.      Kesalahan tipe 2, yaitu tidak menolak hipotesis yang seharusnya ditolak.
Pengertian ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut:
“suatu eksperimen pupuk A diberikan pada 100 pohon tertentu dan setelah sebulan ternyata 75 dari pohon tersebut menunjukkan reaksi (berbuah) dari pemupukan itu. Kemudian pupuk B diberikan kepada 100 pohon tertentu lainnya ternyata hanya 40 pohon yangg  menunjukkan reaksi.”
Jika peneliti mengambil kesimpulan:
a)      Pupuk A nyatanya tidak lebih baik dari pupuk B, meskipun 75 pohon yang berbuah. Karena mungkin saja disebabkan oleh factor kebetulan semata. Peneliti percaya bahwa pupuk A tidak lebih baik dari pupuk B.
b)      Peneliti percaya bahwa 75 dari 100 pohon telah berbuah sebagai reaksi dari pupuk A walaupun itu sebagai factor kebetulan belaka, kiranya dapat menjadi alasan yang cukup sebagai dasar kepercayaan bahwa pupuk A lebih efektif daripada pupuk B.
Jika peneliti menerima keputusan pertama maka ia telah melakukan kesalahan tipe 2. Dan jika peneliti menolak keputusan kedua maka ia melakukan kesalahan tipe 1.

Ketika merencanakan pengujian hipotesis kedua tipe kesalahan tersebut hendaklah dibuat sekecil mungkin. Kedua tipe kesalahan tersebut dinyatakan dalam peluang.  Peluang ini juga merupakan besarnya risiko kesalahan yang ingin kita hadapi. Dalam penelitian sosial, dikenal tariff signifikansi (α) yang dinyatakan dalam dua atau tiga decimal atau dalam persen yang besarnya biasanya diambil dari 5% atau 1%. Penentuan besarnya α tergantung pada keinginan peneliti sebelum analisis statistik dilakukan.

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka asumsi-asumsi yang berlaku hendaknya dipenuhi terlebih dahulu. Asumsi-asumsi yang diperlukan sebelum pengujian hipotesis adalah:
1.      Nyatakanlah dengan tegas bahwa data yang akan diuji tersebut berasal dari sampel atau populasi
2.      Data yang diuji berdistribusi normal.


B.  Macam Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ada 3 macam, yaitu:
1.      Uji dua pihak
2.      Uji satu pihak; yaitu pihak kanan
3.      Uji satu pihak; yaitu pihak kiri

Dalam pengujian hipotesis, yang diuji apakan hipotesis ditolak atau diterima. Yang dapat menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak, maka diperlukan kriteria tertentu dengan nilai tertentu baik dari hasil perhitungan maupun dari hasil tabel. Kemudian kedua hasil tersebut dibandingkan. Dalam hal ini misalkan kita menggunakan perhitungan t dengan rumus t, sehingga diperoleh thitung. Kemudian kita cari ttabel dari tabel t dengan α tertentu.


C.  Kriteria Pengujian
Penentuan kriteria pengujian dan nilai kritis digambarkan seperti tabel berikut ini:



D.  Langkah-langkah Pengujian Hipotesis
Adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis sebagai berikut:
  1. Tulis Hipotesis dalam bentuk kalimat
  2. Tulis hipotesis dalam bentuk statistik
  3. Hitung thitung dan Zhitung
  4. Tentukan taraf signifikansi (α)
  5. Cari nilai ttabel dan Ztabel 
  6. Tentukan kriteria pengujian
  7. Bandingkan thitung dan ttabel atau Zhitung dengan Ztabel
  8. Buat kesimpulannya


No comments:

Post a Comment