A.
Defenisi
Dasar
Penyajian data
dengan cara diagram, tabel, histogram, polygon, dan ozaiv dapat dikembangkan
menjadi ukuran penempatan maupun ukuran gejala pusat. Ukuran penempatan disebut
juga dengan istilah ukuran letak. Dan ukuran gejala
Ukuran tendensi
sentral secara umum diartikan sebagai pusat dari distribusi. Dalam hal ini
meliputi mean (rataan), median (nilai pembatas separuh data), modus (ukuran
yang sering muncul), dan sebagainya. Bentuk datanya disini dibedakan atas data
tunggal dan data berkelompok. Data tunggal adalah data sampel kecil, sedangkan
data berkelompok adalah data tunggal yang sudah dikelompokkan dalam bentuk
distribusi frekuensi.
1.
Mean
(Ma)
Mean aritmatika biasanya menggunakan
istilah mean saja. Mean data tunggal merupakan jumlah nilai data dibagi dengan
banyak data.
Contoh:
Rataan untuk data 23, 3, 23, 46, dan 45
adalah
2.
Modus
(Mo)
Modus data tunggal adalah suatu nilai
yang mempunyai frekuensi kemunculan paling tertinggi. Secara formula ditulis:
f(xm)
= max f(xi), 1≤ i ≤ n
contoh:
diberikan data 2, 1, 3, 3, 4, 5, 6, 7,
1, 1, 8, 5, 1, 1
dalam hal ini 1 muncul 5x, 2 muncul 1x,
3 muncul 2x, 4 muncul 1x, 5 muncul 2x, 6 muncul 1x, 7 muncul 1x, 8 muncul 1x.
sehingga dapat ditentukan bahwa Modusnya adalah 1 (Mo = 1).
3.
Median
(Me)
Untuk menentukan median dari data
mentah, pertama kali kita harus mengurutkan data dalam urutan
mengecil/membesar. Jika jumlah data adalah genap, maka median adalah rataan antara
dua nilai yang terletak ditengah. Jika jumlah data adalah ganjil maka nilai
median berada tepat pada urutan tengah.
Contoh data ganjil:
Diberikan data 2,1,3,4,5,6,3,3,4
Untuk mendapatkan nilai median maka
urutkan terlebih dahulu data tersebut:
1,2,3,3,3,4,4,5,6
Sebagaimana telah diurutkan, banyaknya
data tersebut n = 9 (ganjil), maka nilai mediannya ialah
Me = X(9+1)/2 = X5 =
3
Contoh data genap:
Diberikan data 10,3,12,5,7,10,8,14,14,14
Untuk mendapatkan nilai median, terlebih
dahulu menyususn data tersebut menjadi:
3,5,7,8,10,10,12,14,14,14
Sehingga nilai median:
Apabila terdapat data yang telah disusun
dalam daftar distribusi frekuensi, maka nilai Median (Me) akan dihitung dengan
rumus:
Dimana: b = batas bawah kelas Me – 0,5
p = panjang kelas Me
n = ukuran sampel atau banyaknya data
F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas Me
f =
frekuensi kelas Me
contoh: didapat sampel
3,5,7,8,10,10,12,14,14,14 (n=10)
rentang =
data terbesar – data terkecil
=
14-3 =11
Banyak kelas = 1+ (3,3) log n
=
1+ 3,3 log 10
=
4,3 kita ambil 4
Tabel Distribusi
Frekuensi
Nilai data
|
F
|
3 – 5
6 – 8
9 – 11
12 -14
|
2
2
3
3
|
jumlah
|
10
|
Dari tabel distribusi frekuensi di atas
maka dapat kita hitung nilai Mediannya sebagai berikut:
n/2 = 10/2 = 5 (setengah dari jumlah
data) sehingga nilai Median terletak di interval ketiga, sehingga dapat dicari
nilai:
b = 9 – 0,5 = 8,5
p = 3
F = 4
n = 10
4.
Generalisasi
Median (Quartil, Desil, Persentil)
Kuartil
Kuartil ialah jika sekumpulan data
dibagi empat bagian yang sama banyaknya, setelah data tersusun menurut niali
terkecil sampai terbesar. Ada 3 kuartil, yaitu:
1.
Kuartil
Pertama (K1)
2.
Kuartil
Kedua (K2)
3.
Kuartil
Ketiga (K3)
Untuk menentukan
nilai kuartil adalah sebagai berikut:
1)
Susun
urutan data dari terkecil sampai terbesar
2)
Tetapkan
1 tk kuartil
3)
Tetapkan
nilai kuartil.
Letak kuartil
dapat ditentukan dengan rumus:
Dengan i = 1, 2,
3
Contoh
Sampel dengan
data: 10, 3, 12, 5, 7, 10, 8, 14, 14, 14
Setelah
diurutkan menjadi: 3, 5, 7, 8, 10, 10, 12, 14, 14, 14
No comments:
Post a Comment